Liputan6.com, Jakarta Tak ada yang tak mengenal nama band punk asal Bali, Superman Is Dead (SID). Dengan musik kerasnya, Bobby Kool, Jon Eka Rock, dan Jerinx JRX ini telah memberi warna sendiri bagi dunia musik Tanah Air.
Setelah dua dekade berkarier di blantika musik Indonesia, trio yang memulai perjalanan musiknya dari nol ini, mulai dengan konser yang hanya ditonton tiga orang (termasuk manajernya sendiri), telah melegenda dengan jutaan fans militan.
Advertisement
SID yang juga aktif menyuarakan penolakannya terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa ini siap untuk mengabadikan pasang surut kiprah mereka dalam buku biografi yang dibagi dalam beberapa seri biografi mini.
Seperti dilansir dalam press release Sony Music yang Liputan6.com terima Senin (17/8/2015), adalah Rudolf Dethu, manajer SID selama tujuh tahun yang berinisiatif membuat serial biografi tersebut. Ia adalah sosok yang cukup banyak melihat langsung perjalanan tiga pria bertato tersebut dari zaman underground hingga dinaungi major label raksasa.
Baca juga:Â Jerinx SID Hobi Pelihara Mobil Klasik
Seri pertama dari biografi SID ini bertajuk RASIS! PENGKHIANAT! MISKIN MORAL! (RPM). Judul tersebut sengaja dipilih untuk menegaskan secara kilat dan padat arah isi buku. Seperti judulnya, topik buku ini pun mengerucut pada tiga isu utama: vonis SID sebagai band rasis, tuduhan melacurkan diri, serta predikat sebagai musisi pendosa.
SID telah berkarier di industri musik sejak 1995. Pada 2005, mereka menembus ranah musik mainstream dengan album major label perdana yang bertajuk Kuta Rock City. Tak hanya eksis di dalam negeri, band yang terkenal dengan hitsnya Punk Hari Ini tersebut juga sempat tampil dalam 11 pertunjukan di salah satu festival musik rock terbesar di dunia; Vans Warped Tour di Amerika Serikat pada 2009 lalu.(Gul/Mer)
Sunset di Tanah Anarki - Superman Is Dead