Liputan6.com, Jakarta Film karya anak bangsa di bawah arahan sutradara Joko Anwar dengan judul A Copy of My Mind berhasil masuk seleksi Toronto International Film Festival (TIFF) dan Venice Film Festival 2015 di Italia.
Film bergenre drama percintaan dengan latar belakang politik ini rencananya akan tayang pada pertengahan September 2015 di TIFF. TIFF merupakan film festival terbesar dan prestisius di dunia yang setiap tahunnya dihadiri sekitar 400 ribu orang. 4 ribu diantaranya sebagai pekerja film. Sedangkan Venice Film Festival merupakan festival film tertua di dunia dan bergengsi.
Advertisement
Diproduksi perdana dari rumah roduksi Lo-Fi Flicks bersama CJ Entertainment dari Korea Selatan di bawah produser Tia Hasibuan dan Uwie Balfas, film ini turut dibintangi oleh Tara Basro, Chicco Jerikho, Ario Bayu, Maera Panigoro dan Paul Agusta.
Diakui Joko Anwar, `A Copy of My Mind` ini memiliki gaya cerita yang berbeda dengan film-film sebelumnya. Menghadirkan berbagai aspek yang sengaja dibuat senatural mungkin dengan mengambil lokasi yang sebelumnya.
"Film ini menjadi gambaran time capsule Jakarta, Indonesia saat ini. Saya mengarahkan penonton untuk bisa melihat situasi Indonesia yang sebenarnya saat ini dan kapan saja mau melihat ke belakang," kata Joko Anwar di Plaza Indonesia XXI, Jakarta Pusat, Jumat (21/8/2015).
Baca juga:Â Lakukan Adegan Seks di Film Terbaru, Ini Kata Tara Basro
Tidak hanya berhasil masuk seleksi TIFF dan Venice Festival saja, film yang dijadwalkan akan tayang di Indonesia pada Februari 2016 ini juga telah memenangkan predikat sebagai film terbaik di Asian Project Market, Busan Internasional Film Festival 2014 lalu.
Film ini bagian awal dari film Trilogy, dua bagian lainnya adalah Jakarta: A Copy of My Heart dan A Copy of My Soul. Film ini juga turut diapresiasi oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya
"Ya, kami memberikan perhatian khusus pada festival-festival bergengsi di luar negeri karena dapat menjadi wadah yang strategis juga untuk melaksanakan diplomasi Indonesia melalui kebudayaan," terang Kacung Marijan, Direktur Jenderal Kebudayaan. (Fac/Gul)