Sukses

Apa yang Salah dengan Yuki Kato dan Film Layar Lebarnya?

Apa Yuki Kato tipe aktris yang hanya bakal bersinar di sinetron dan bukan layar lebar?

Liputan6.com, Jakarta Apa kabar Yuki Kato?

Tahun ini bisa dibilang tahun larisnya bintang remaja yang kini tengah beranjak dewasa ini di layar lebar. Total filmnya yang sudah tayang hingga Agustus 2015 ada empat This is Cinta, Pizza Man, Cabe-Cabean dan terakhir Kembar 5 yang tayang 6 Agustus lalu.

Sayangnya dari ke-empat film tersebut, tak ada satupun yang bisa masuk daftar 10 besar Box Office. S:atu-satunya yang lumayan hanya This is Cinta. Film bikinan Starvision Plus ini tercatat meraih penonton sebanyak 150.073 orang. Lainnya hanya finish di ribuan penonton atau mentok diangka 20 ribuan.

Yuki Kato. Foto: Ferry Noviandi/Liputan6.com

Pertanyaannya kemudian, mengapa 4 film Yuki tak laris? Apakah ia salah memilih film?

Yuki Kato sejatinya bukan artis kemarin sore. Ia sudah menggeluti dunia akting sejak usia 8 tahun, ketika ikut bermain di sinetron Cinta Terbagi 5 yang tayang di SCTV pada tahun 2004 silam. Namanya mulai dikenal masyarakat saat berlakon sebagai Rachel cilik di Heart Series (SCTV, 2007). Yuki meraih puncak popularitas lewat peran Ajeng di Arti Sahabat (Indosiar) 5 tahun lalu. Ia juga pernah dinobatkan sebagai Aktris Paling Ngetop di ajang SCTV Awards tahun 2011. Hingga kini, terhitung sudah lebih dari 15 judul sinetron yang ia bintangi.

Debutnya di layar lebar adalah film Basahhh... (2008) bersama bintang-bintang cilik yang kala itu main bareng juga dengannya di Heart Series seperti Esa Sigit, Irshadi Bagas dan Kevin Julio. Film keduanya, Operation Wedding, baru ia lakoni 5 tahun kemudian. Di sana ia dipasangkan dengan Adipati Dolken, aktor muda berbakat generasi baru di perfilman Indonesia. 

Kembali ke pertanyaan di atas, terbersit satu pertanyaan lagi: apakah Yuki Kato bukan bintang yang bisa menarik minat penonton ke bioskop?

Joana Alexandra, Karina Nadila dan Yuki Kato di acara press screening film Pizza Man. Foto: Fachrur Rozie/Liputan6.com

Melihat fansnya di sosial media yang bejibun harusnya sih film yang ia bintangi ditonton banyak orang.

Yuki punya 2 akun Twitter, yang pertama di-follow 1.2 juta fans dan kedua di-follow sekitar 75 ribuan akun Twitter lain. Instagram-nya diikuti 738 ribuan orang. Mestinya mudah buat Yuki mencetak hits. Namun, mengapa film-filmnya tak laris?

Pertama, orang sudah terlalu sering melihatnya berakting di sinetron juga tampil di banyak talkshow dan variety show. Sudah tak eksklusif, begitu banyak orang bilang. Tak seperti bintang muda lain semacam Maudy Ayunda atau yang berkibar awal tahun ini, Chelsea Islan yang sangat jarang seliweran. Fans Yuki lebih suka melihatnya di layar kaca karena gratis, tak perlu keluar uang untuk beli tiket seperti jika nonton film ke bioskop.

Ada pula pemikiran ringan berikut, kebanyakan film yang dibintangi artis sinetron toh akan tayang di TV. Hanya cukup sabar menunggu 3-4 bulan saja bisa nonton gratis. Tak salah memang.

Lalu kita melihat Magic Hour. Film ini dibintangi 4 bintang yang aslinya rajin kita lihat di sinetron dan FTV. Mengapa Magic Hour bisa mencetak hampir 600 ribu penonton dalam 2 mingguan tayang?

Pizza Man

Cerita jelas berperan penting. Tak perlu bikin genre yang disukai remaja, cukup punya cerita yang kuat, niscaya orang akan berbondong-bondong mengantre di bioskop. Ah, dan plus review kritikus "amatir" di lini masa media sosial. Promosi besar-besaran takkan berpengaruh tanpa bantuan review-an para kritikus ini.

Sekarang bukan zamannya film remaja ditonton jutaan orang hanya karena melihat pemberitaan di media massa. Fans bintang TV lebih asyik mantengin lini masa untuk melihat respon penonton awal sebelum memutuskan nonton film tersebut di bioskop.

Empat film Yuki yang telah beredar lalu punya 4 tema yang berbeda-beda dengan karakter peran yang juga berlainan. Bagus, sih. Hal itu menandakan ia tak memerankan satu karakter stereotip terus-terusan. Kemampuan aktingnya juga berkembang.

Namun, kalau ternyata tak satupun yang mampu membuat penonton meliriknya, apa tak lebih baik jika Yuki fokus saja di sinetron, dunia akting yang ia geluti sejak awal? Hm, silakan Yuki, coba pertimbangkan tulisan ini.** (Puj/Ade)

Video Terkini