Sukses

Sweet As Revenge, Ketika Dendam Berbuah Karya

Band ini sukses menjadi salah satu punggawa emo yang tersisa di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta Dendam tak selalu berarti buruk. Poin tersebutlah yang agaknya ingin disampaikan band indie asal Jakarta, Sweet as Revenge. Sesuai dengan namanya, Sweet as Revenge adalah perwujudan dari sakit hati lima orang remaja.

"Ini sebenarnya dendam yang berbuah menjadi band. Jadi dulu pada punya band masing-masing. Ada yang didepak, ada juga yang keluar karena nggak sreg sama band lamanya. Akhirnya, kita ketemu bareng karena kebetulan satu tongkrongan. Dan mulailah kita jamming-jamming bawain lagu-lagu yang disuka." ucap sang gitaris, Qzoot ketika ngobrol bareng Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Baca juga: Garap Album Baru, Endank Soekamti: Ini Album Terbaik Kami

Sweet As Revenge (Source: Facebook.com)

Untuk namanya sendiri, mereka sengaja memasukkan kata 'dendam' sebagai cermin persatuan mereka. Nama itu juga konon terasa pas dengan aliran emo yang diusung sebagai arah utama band yang sudah berdiri sejak 2003 ini

"Namanya jadi Sweet As Revenge, biar kebule-bulean," tambahnya dijemput tawa teman-temannya.

Baca juga: Tanpa Galang Rambu Anarki, Bunga Band Terus Bermusik

Sweet As Revenge (Source: Facebook.com)

Untuk urusan musik, band yang beranggotakan Dinand (Vocals), Qzoot & Akmal (Guitar), Febri (Bass/Vocal) dan Nanda (Drum) ini dikenal sangat produktif. Mereka juga baru saja meluncurkan single terbarunya yang bertajuk Nyata.

"So far sih kita sudah mengeluarkan dua album. Dan tahun ini, kita juga lagi berusaha menyelesaikan album ketiga. Semoga bisa segera kelar," tandas Qzoot.(Feb/Rul)