Liputan6.com, Jakarta Sound 80-an memang membawa nuansa yang nyaman di telinga. Perasaan itu jugalah yang muncul di benak kita saat dihadapkan pada band indie asal Jakarta, Rumahsakit.
Lahir di tahun 1994, Rumahsakit tampil superior lewat lagu-lagu yang dikemas dengan sedikit irama nostalgia. Liriknya juga tergolong unik, yakni mengangkat tema cinta dan perasaan pribadi yang sedikit absurd.
Baca Juga
Advertisement
Di sepanjang karirnya, Rumahsakit telah menelurkan dua album yaitu Rumahsakit (1997) dan Nol Derajat di tahun 2000.
Melalui wawancara eksklusif bersama Liputan6.com, Rumahsakit akan berbagi cerita tentang album teranyar mereka, +imeless, serta hengkangnya sang vokalis, Andri Lemes.
Boleh cerita soal album terbaru kalian?
Mickey: +imeless ini album pertama kita dengan vokalis baru kita Arief. Rilis Maret 2015 kemarin. Pengerjaannya dimulai sekitar pertengahan 2014. Isinya ada 10 lagu yang sebagian besar materi baru. Hanya ada tiga lagu materi lama, yang belum pernah dirilis, lalu kita aransemen ulang.
Mengenai lagu terbaru kalian, 3:56, ini unik banget, ide awalnya darimana?
Mickey: Jadi ini lagu terakhir yang jadi untuk album ini. Waktu itu kita merasa albumnya kurang lagu yang upbeat. jadi kita masuk studio ngejam untuk bikin lagu upbeat dan jadilah lagu ini. Waktu itu belum ada lirik, dan karena kita merasa potensi jadi single, sengaja kita bikin di bawah 4 menit. pas kita rekam di studio kita lihat durasinya 3 menit 56 detik. jadilah judul sementaranya 3:56.
Akhirnya bikin lirik pun terinspirasi dari 3:56, mengenai kumpul dan jalan jalan bersama teman teman melintasi kota sampai pagi.
Tentang pergantian vokalis, ada yang mau diceritakan?
Mickey: Awalnya di januari 2014 vokalis kita yang lama mengundurkan diri. Waktu itu kita sebenarnya sedang mempersiapkan acara 20 tahun Rumahsakit.
Karena merasa sedang semangat-semangatnya ngeband, kita memutuskan untuk lanjut terus dan mencari vokalis baru.
Bagaimana kalian bisa menemukan Arief?
Mickey: Gue nemuin Arief di Soundcloud, waktu itu gue browsing memang dengan tujuan nyari vokalis. Gue dengerin suaranya, rangenya juga lumayan. Akhirnya gue kasih linknya ke anak anak, dan mereka juga tertarik.
Awalnya kita bohongin, kita bilangnya mau bikin album yang isinya lagu-lagu Rumahsakit yang dinyanyikan oleh orang lain... Dia langsung berminat walaupun dia nggak tahu band Rumahsakit.
Kita ajak latihan. Di latihan pertama kita suruh dia pilih 2 lagu Rumahsakit yang dia suka. Pilihannya adalah Terbalik dan Ruang, pilihan yang menurut kita menarik dan salah satu plus poin juga waktu itu di antara kandidat lain.
Arief, bagaimana rasanya bisa menyatu dengan Rumahsakit?
Arief: Alhamdulillah langkah awal gue dalam bermusik rasanya menyenangkan sekali, karena banyak banget bisa dapat arahan dari mereka yang sudah lama bermusik. Dan gue merasa beruntung juga tentunya.
Dengan masuknya Arief, sejauh mana kalian merasakan perubahan warna musik?
Fadli: Dulu kita bikin lagu sangat banyak ketebatasannya. Kalau sekarang range-nya agak luas suaranya. Jadi bikin lagu bisa lebih bebas.
Apa rencana kalian dalam beberapa bulan ke depan?
Kita mau rilis ingle kedua yang judulnya Duniawi. Kedepannya juga mungkin mulai nyicil lagu buat next album.(Feb/Rul)