Liputan6.com, Jakarta Saat sketsa komedi Extravaganza jadi primadona di televisi sekitar tahun 2004-2009, nama-nama macam Tora Sudiro, Aming, Ronal Surapradja hingga Tike Priatnakusumah mendadak jadi idola. Kala itu, mereka mendobrak tayangan komedi yang didominasi Ketoprak Humor ala Srimulat.
Modal inilah yang membuat para veteran Extravaganza berkumpul lagi lewat film reuni The Wedding & Bebek Betutu alias Webek. Film keluaran Awan Sinema Kreasi ini mulai melenggang di bioskop sejak Kamis (8/10/2015). Yang jadi pertanyaan, memangnya Tora Sudiro Cs masih bisa melucu di depan kamera? Atau justru,Webek jadi reuni garing di mata penonton?
Sebelum mengupas filmnya, kita perlu tahu kalau era Ketoprak Humor sudah berakhir. Masyarakat Indonesia lagi doyan lawakan ala stand-up comedy. Kedigdayaan stand-up comedy membuat lawakan lain nyaris mati angin. Tak ayal, para komika (pelaku stand-up comedy) akhirnya menginvasi layar lebar dan menularkan gaya lawak ini ke pecinta film. Sebut saja Mongol Stres, Kemal Palevi hingga Raditya Dika sukses mendulang penonton.
Advertisement
Lantas, apa hubungannya stand-up comedy dengan film Webek? Ini dia serunya.
Webek berusaha menerobos arus utama yang kini dipegang komika. Tora Sudiro, Aming, Ronal, Tike, Sogi hingga Virnie Ismail bukan pemain yang bisa ber stand-up komedy. Mereka mengandalkan kolektifitas tingkah kocak dan skrip-skrip konyol untuk membuat tawa penonton. Racikan lawas Extravaganza ini pula yang menjadi ruh Webek.
Hilman Mutasi selaku sutradara tak memasukkan jenis lawakan baru dalam film yang mengambil setting di Bandung, Jawa Barat ini. Hilman seakan berniat membawa penonton bernostalgia dengan lawakan khas para veteran Extravaganza. Misalnya saja dengan jargon "Perasaan gue nggak enak" yang biasa diucapkan Tora. Atau, gaya centil Aming dan juga Indra Birowo yang memerankan bapak-bapak Jawa sambil cengengesan.
Satu-satunya yang baru di film ini, ialah jalan cerita yang dibuat dua plot, komedi dan drama. Cerita dimulai dari manajer hotel bernama Anggga (Sogi Indraduaja) yang sedang mempersiapkan pernikahan Lana Satranegara (Adinda Thomas) putri pemilik hotel. Lana akan menikah dengan Bagas (Ananda Omesh), putra dari keluarga Jawa pasangan Edo Wicaksono (Indra Birowo) dan Tuti Wicaksono (TJ).
Kemelut terjadi ketika satu hari sebelum nikah, Lana dan Bagas dapat surat kaleng berisi skandal video pesta bujang hingga foto-foto mesra Lana dan sang mantan. Si pengirim mengancam akan menyebar foto dan video itu dan membuat pesta pernikahan hancur berantakan.
Angga pun memakai jasa The Crew yang berisikan Janu (Tora Sudiro), Kokom (Tike), Mayo (Edric Chandra), Iwan (Ibob Tarigan) dan Ikhsan (Ence Bagus) untuk membongkar kasus ini. Jangan sangka lima orang di atas merupakan detektif profesional. Kenyataannya, kelimanya adalah petugas hotel, dari juru masak sampai office boy. Alhasil, sepanjang film penonton akan disuguhkan tingkah konyol dalam membongkar kasus pelik tersebut.
Lalu, apakah Webek hanya memuat komedi saja?
Di sinilah fungsi Adinda Thomas dan Ananda Omesh. Hilman memberi ruang drama bagi sepasang kekasih di film itu. Adinda menjadi penyeimbang agar penonton tak begah ketawa terus. Tora menyebut, meski belum lama di dunia akting, Adinda cukup mumpuni mengimbangi peran pemain Extravaganza. Selain tentu saja, Adinda ibarat pemanis diantara para pemain Extravaganza yang mulai berumur.
Webek bisa menjadi film komedi alternatif bila penonton mulai bosan dengan lawakan stand-up comedy yang kini jadi mainstream. Apalagi, buat penggemar Extravaganza, rasanya sayang melewatkan momen nostalgia bersama Tora Sudiro Cs ini.* (Jul/Ade)