Liputan6.com, Jakarta Pada 27 dan 28 Oktober 1967, The Indonesian All Stars yang terdiri dari Bubi Chen, Mryono, Benny Mustafa van Diest, Jack Lesmana, dan Jopie Chen bersama dengan Tony Scott merekam album Djanger Bali di Saba Tonstudio, Villingen, Black Forrest, Jerman.
Dengan sound engineer Rolf Donner dan Joachim Ernst-Berendt sebagai produser, ini adalah pertama kalinya komposisi musik Indonesia berbalut jazz dimainkan para musisi jazz Tanah air bersama musisi Amerika di luar negeri.
Baca Juga
Sayangnya, Djanger Bali tak pernah didistribusikan di Tanah Air. Dirilis dalam bentuk vinyl, rekaman ini diterbitkan di bawah label SABA Jerman pada 1967 silam. Album ini juga sempat dirilis ulang di Jepang dan Jerman 1971 silam. Baik dalam debut maupun rilisan ulangnya, Djanger Bali hanya hadir dalam jumlah terbatas dan tidak pernah didistribusikan ke Indonesia.
Advertisement
Padahal, di berbagai situs penjualan rekaman internasional, Djanger Balin masuk ke dalam kategori "rare vinyl record" alias rekaman vynil langka. Salah satu kopi dari album ini sempat terjual melalui lelang online dengan harga USD 325 (sekitar Rp 4 juta) pada 2014 lalu.
Kini, setelah hampir setengah abad lamanya, Djanger Bali akhirnya dirilis di Indonesia. Melalui Demajors Independent Music Industry baru-baru ini, album bersejarah tersebut hadir dalam bentuk CD.
Album Djanger Bali merupakan bagian penting dalam sejarah musik Indonesia, khususnya jazz. The Indonesian All Stars sempat main di beberapa kota di Eropa hingga salah satu festival jazz tertua di Eropa, JazzFest Berlin 1967 silam. Penampilan mereka di festival tersebut mengejutkan para kritikus dan musisi jazz dunia yang hadir. Berkat penampilannya yang menawan, nama Bubbi Chen bahkan masuk ke majalah jazz bergengsi di Amerika sebagai pianis kelas dunia.(Gul/Feb)
Â