Liputan6.com, Jakarta Jika kebanyakan penyanyi terjun ke dunia tarik suara karena keinginan hati, berbeda dengan Yuandari yang justru tidak sengaja kecemplung sebagai pedangdut. Penyanyi berusia 30 tahun itu mengaku jika dahulu dirinya lebih senang menyanyikan lagu berjenis Pop dan Rock.
Meski mencintai dunia menyanyi, tidak pernah terbersit di pikirannya untuk menjadi seorang penyanyi dangdut. Hingga pada suatu hari sang paman memintanya untuk mengikuti sebuah kontes dangdut yang diadakan oleh sebuah radio dangdut Jakarta. Dan ia pun memperoleh juara kedua di ajang tersebut.
Advertisement
Berawal dari kontes itulah karier Yuandari di industri musik dangdut dimulai. "Alhamdulillah dapat juara dua, akhirnya aku terusin karena mungkin memang rezekinya di situ," ujar Yuandari saat berkunjung ke kantor redaksi liputan6.com baru-baru ini.
Namun, kemenangan itu tidak serta merta membuat Yuandari besar kepala. Justru baginya, ini adalah perjuangan keras untuk bisa menjadi pedangdut yang dikenal masyarakat luas.
"Aku berjuang keras karena dasar vokal aku bukan di dangdut, banyak belajar olah vokal dari penyanyi senior seperti teh Yunita Ababil, Hamdan ATT, Ireng Mashabi, Andre Yahya," jelasnya.
Menyanyi dangdut pun bukan perkara mudah bagi Yuandari, ia bahkan mengaku kerap menangis di sela-sela latihan vokal. "Saat itu sampai nangis-nangis aku mempelajari dangdut, karena saking susahnya. Apalagi awalnya memang nggak punya feeling di dangdut," akunya.
Tapi dengan usaha yang keras dan terus belajar, wanita yang pernah memakai nama Wanda Bidari, berhasil mengeluarkan album pertamanya bertajuk Cesplong yang terdiri dari delapan lagu. Kini Yuandari berada di bawah naungan label Nagaswara dan telah merilis single terbaru bertajuk Secolek Dua Colek ciptaan Endang Raes.(Eka/Mer)