Sukses

Yuk, Mengenal 3 Komika Finalis Stand Up Comedy Academy 2015

Sebelum menyaksikan aksi ketiga komika ini di Grand Final Stand Up Comedy Academy (SUCA) Indosiar 2015, yuk kenali 3 finalisnya.

Liputan6.com, Jakarta Grand Final Stand Up Comedy 2015 sudah di depan mata. Tiga komika yang berhasil menyingkirkan 21 peserta lain akan menampilkan materi pilihan yang pastinya harus bisa menarik komentar positif para juri.

Mas Cemen, Ephy dan Musdalifah harus siap bertarung habis-habisan.

3 Finalis SUCA 2015. (dok. Twitter Indosiar)

Sebelum menyaksikan aksi ketiga komika ini di Grand Final yang akan ditayangkan Indosiar Jumat (13/11/2015), berikut kami mencoba merangkum keunikan 3 komika yang mampu melaju terus dari babak 24 besar hingga ke Grand Final tersebut.

Mas Cemen

Mas Cemen, finalis SUCA 2015. (dok. Twitter Indosiar)

Pertama ada Mas Cemen. Komika asal Brebes yang satu ini meski berasal dari kota yang sangat Jawa, tapi justru sama sekali tak punya logat Jawa. Dialek Cemen lebih kental ke Betawi karena ia lama tinggal di Cikarang, Bekasi.

Cemen ngefans berat pada penyanyi dangdut yang satu kampung dengannya, Zaskia Gotik. Berkali-kali dalam setiap habis tampil, ia tak segan-segan meminta akun Twitternya di follback Zaskia. Tapi tak kunjung kesampain hingga kini ia masuk final.

Cemen juga dikenal karena berbicara dengan bahasa Indonesia campur Inggris-nya yang sangat khas. Idiom "I Love you, Beibeh" berhasil ia populerkan dan jadi kata wajib tiap tampil. Cemen selalu mengaku ia adalah guru honor bahasa Inggris padahal cara bicara "English"-nya amburadul. Jelas banyak orang tak percaya. Begitupun juri, mentor dan penonton. Tapi justru inilah keunggulannya.

Cemen juga sering menggunakan latar belakang ayahnya yang tukang ojek dan ibunya yang kerap membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain di materi lawakannya. Terakhir yang di ingat dari Cemen adalah ketika ia menangis bercucuran setelah rekannya sesama komunitas komika Cikarang, Denny Gitong, gantung mic di babak 8 besar. Kitapun dibuat ikut bersedih.

2 dari 2 halaman

Ephy dan Musdalifah

Musdalifah

Terakhir bukan berarti yang terburuk. Musdalifah Basri harus menyingkirkan Yudha Keling setelah masuk bottom two di babak 4 besar.

Ifah, begitu gadis berjilbab asal Pinrang, sebuah kota kabupaten di Makasar, Sulawesi Selatan ini akrab disapa. Ifah mengaku ia berasal dari keluarga miskin. Orang tuanya punya warung sebagai penghasilan untuk kehidupan sehari-hari.

Awalnya, niat Ifah ikut SUCA 2015 sebagai pelariannya agar tidak dinikahkan selepas lulus SMA. Ifah baru berusia 16 tahun. Dan ia baru duduk di kelas 2 SMA. Ifah pecinta dangdut dan sangat suka nonton acara gulat Smackdown.

Ia bahkan tanpa malu-malu mempraktekkan adegan-adegan acara tersebut tiap tampil di SUCA untuk mengocok perut penonton. Ifah memang gadis yang tak jaim.

Yang paling khas dari lawakan Ifah adalah gaya nyinyirnya pada sesuatu atau seseorang. Tapi konyolnya, di ujung sindirannya itu justru menghina dirinya sendiri. Ini yang membuatnya jadi salah satu komika favorit dan unggulan sejak babak 24 besar dimulai. Kata wajibnya di setiap aksi stand up adalah 'cabe-cabean'. Uniknya, Ifah kerap menstempeli dirinya dengan sebutan tersebut. Padahal ia tak tahu apa arti julukan tersebut. Duh, ada-ada saja ya si Ifah ini.

Ephy, finalis SUCA 2015. (dok. Twitter Indosiar)

Ephy

Ephy, nama kedua yang dipastikan lolos ke final. Komika asal Kupang, NTT ini seperti khasnya orang Timur dengan logatnya yang kental dengan pelafalan kata dimana huruf 'e' tetap dibaca 'e'. Ephy sering mengangkat hal yang terjadi di daerah asalnya sebagai materi lawakan. Misi tersembunyi, begitu kata para juri dan mentor.

Pekerjaan Ephy adalah petugas keamanan alias sekuriti di Mall Kelapa Gading. Badannya yang kecil dan kerempeng pasti membuat orang mengernyitkan dahi. Apakah mungkin ia benar-benar seorang sekuriti.

Entahlah. Lucunya, Ephy tak kuat dinginnya AC. Menurut rekan-rekan komika di asrama yang disediakan Indosiar, Ephy lebih suka tidur beralaskan lantai karena tak tahan AC.

Yang paling dikenang dari Ephy selama gelaran SUCA 2015 adalah saat ia bilang rumahnya di Kupang tak punya televisi. Gading Marten yang prihatin-pun menantang Ephy bisa sampai ke babak 10 besar waktu itu dan ternyata berhasil. Ia pun mendapat hadiah TV plasma yang cukup besar dari Gading. Keluarga Ephy tentu senang sekali. Maka mereka mengirimkan Gading, host, juri dan mentor kain khas NTT.

Nah, dari 3 komika dengan keunikannya tersebut, siapa ya yang akan menjadi juara SUCA 2015? Daripada penasaran, jangan lupa saksikan Grand Final Stand Up Comedy Academy 2015 hari Jumat, 13 November 2015, hanya di Indosiar! (Puj/Ade)

Video Terkini