Liputan6.com, Jakarta Ephy komika asal Kupang, Nusa Tenggara Timur menjadi komika terakhir yang tampil di malam puncak gran final Stand Up Comedy Academi (SUCA) Indosiar, Jumat (13/11/2015) malam.
Dengan mengenakan busana berwarna merah dan tak ketinggalan ikat pinggang khas NTT, Ephy tampil membawakan tema tentang suku, keluarga dan juga orang-orang terdekatnya. Ia pun berhasil membuat tertawa seisi studio, saat mengancam juri agar memberikan nilai terbaiknya.
Advertisement
"Aku punya bapak datang bawa busur kalau juri kasih nilai jelek langsung panah saja. Aku punya mamak datang pakai sarung tinju, kalau juri kasih jelek nilai langsung hantam," kata Ephy di atas panggung grand Final SUCA.
Baca Juga
Materi stand up comedy seperti itu membuat juri dan penonton yang hadir tertawa terbahak-babak. Apalagi usai membawakan materinya, Ephy mengaku kalau ingin tampil lepas dan tak memikirkan apakah menjadi juara satu atau tidak.
"Ephy makin luar biasa. Tadi di belakang Ephy juga bilang cuma ingin senang-senang. Malam ini kamu membawakan tanpa beban. Hebat," kata Soimah juri SUCA.
Para juri pun salut dengan pemilik nama asli Siprianto Jody Paul Pae ini yang tak memikirkan untuk menjadi juara dan mengedepankan performanya.
"Gue bangga lu sudah berkali-kali dalam tekanan tapi bisa. Apalagi tadi bilang sudah nggak mikir juara, itu gue terharu," ujar Abdel.
Senada dengan juri-juri lainya, Eko Patrio juga melihat Ephy menampilkan penampilan terbaiknya di malam Grand Final SUCA. "Ephy kamu tidak minder. Meski kamu orang timur, kontestan terakhir tapi kamu tetap menujukan kalau kamu senang-senang," kata Eko. (Pur/fei)