Liputan6.com, Jakarta Bertahan di genre rock alternatif, band Saint Loco hingga hari ini masih konsisten dengan warna metal dan bumbu rap di dalam lagu-lagunya. Bahkan belakangan ini, mereka pun berusaha untuk memberikan sesuatu lewat karya barunya.
Baca Juga
"Sekarang kami sedang mengerjakan sebuah single baru dengan warna yang biasa kami usung. Lagunya sendiri merupakan tembang rap populer di era 1990-an," jelas Iwan saat diwawancarai Liputan6.com di SCTV Tower, Kamis (12/11/2015).
Ditanya apa alasannya merilis lagu tersebut sebagai jagoannya, Beery menjelaskan, "Soalnya kami ingin berbagi apa yang kami rasakan di era itu kepada generasi sekarang lewat lagu ini."
Advertisement
Akan tetapi, seluruh personel tak mau menjawab perihal lagu apa yang mereka rombak itu dan siapa musisi asli yang mempopulerkan lagu tersebut. "Tunggu saja pas rilis," ucap Iwan.
Saat ditanya album baru, Saint Loco pun tak menjawab secara pasti. Memang band yang kini berada di bawah Nagaswara ini selalu memiliki kejutan di balik karya-karyanya. "Kira-kira tahun depan, mudah-mudahan," pungkas Beery.
Terdiri dari Beery Manoch (MC), Joe Tirta (vokal), Iwan (gitar), Gilbert (bass), dan Nyonk Webster, Saint Loco pertama kali populer berkat album Rock Upon A Time pada 2004 dan Vision for Transition pada 2006 di label terdahulu. Momentum (2012) adalah album yang mereka luncurkan di bawah label Nagaswara.
Berdiri sejak 2002, Saint Loco terbukti telah menjadi salah satu band yang mampu diterima oleh masyarakat Indonesia secara luas. Meskipun seluruh personelnya mengaku terpengaruh Linkin Park, namun karya-karya mereka layak dijadikan inspirasi karena pesan-pesan positifnya. (Rul/Fir)