Liputan6.com, Jakarta - Tutupnya sejumlah toko cd di beberapa wilayah Indonesia agaknya menjadi salah satu pertanda jika industri musik tengah mengalami transisi besar-besaran.
Sejak masuknya era digital, keberadaan album fisik seolah semakin terpojok. Masyarakat tak lagi menganggap CD sebagai media utama untuk menikmati musik. Target pasarnya pun hanya mengarah kepada para kolektor yang sudah terlanjur jatuh cinta dengan format tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Menanggapi hal itu, vokalis Noah, Ariel mengaku tidak kaget. Ia justru beranggapan jika transisi yang terjadi di industri musik adalah sesuatu yang sangat wajar.
Baca Juga
"Kalau saya bilang itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Sama saja kayak kita ngelihat sekarang banyak banget toko kelontong yang sudah pada nggak ada, diganti minimarket. Proses zaman kan selalu begitu. Musik juga begitu, akan selalu berganti caranya, kayak download, itu kan juga bagian dari penjualan. yang penting tinggal ikuti aturannya, jangan download yang gratisan," komentar Ariel saat berkunjung ke kantor Liputan6.com beberapa waktu lalu.
"Sebenarnya ada banyak cara untuk memelihara industri musik. Tapi bagian paling besar, selain dari musisi, pecinta musiknya juga yang harus ikut serta," lanjutnya.
Sebagai seorang kolektor, Ariel juga belakangan mulai menyadari keunggulan dari format digital. Penggemar Nirvana itu bahkan tak segan untuk beralih ke format tersebut karena tertarik dengan sifatnya yang tahan lama.
"Kalau untuk saya pribadi, saya kan kolektor CD dan segala macam. Itu pun saya pindah ke digital karena fisik kadang-kadang umurnya nggak lama, pita jamur, CD lebih parah lagi jamurnya, jadi kalau digital lebih bisa kesimpan. Cuma ya berubah, yang tadinya ada CD buat dipegang, sekarang jadi bookletnya yang dipegang. Masih bakal tetap menarik, yang penting semua ikut aturan main," tegas Ariel.