Liputan6.com, Los Angeles - Beyonce, pelantun lagu "Danger in Love" disebut-sebut tengah menjajal kemampuannya menjadi sutradara dengan menggarap sebuah film.
Sebuah kabar menyebutkan, film besutan Beyonce itu berdasarkan kisah nyata mengenai Saartjie Baartman yang dipajang dalam `acara unik` karena keanehannya dengan bokong besarnya di era 1800-an.
Baca Juga
Wanita Afrika Saartjie Baartman yang dipanggil Sarah dibawa ke Eropa 1810. Selanjutnya, dia diterbangkan ke Inggris untuk ditampilkan sebagai `orang aneh` dengan bokong sangat besar. Belum juga dikonfirmasi kebenarannya, film yang disebut-sebut ditangani Beyonce itu mendapatkan kritikan pedas dari pemimpin di Afrika, diwartakan ContactMusic, Rabu (6/1/2016).
Advertisement
Laman The Sun melaporkan, Beyonce telah mencari tim khusus untuk membantunya mengerjakan proyek itu. Bahkan, Beyonce juga disebut-sebut akan ikut main dalam film yang diangkat dari kisah nyata di era perbudakan di Eropa. Beyonce memang tengah berhasrat menjadi seorang aktris, menekuni bidang barunya itu.
Dengan mengambil tema itu, Beyonce berharap, ia langsung melejit menjadi aktris, tak hanya sebagai penyanyi saja.
 "Beyonce ingin menulis naskah yang membuatnya mendapatkan sambutan hangat di dunia perfilman, bahkan penghargaan. Dengan mengangkat tema Saartjie Baartman, Beyone berharap menjadi tiket emasnya," ujar seorang sumber. "Memenangkan penghargaan sangat penting bagi Beyonce. Dia adalah wanita dengan tekad yang kuat, berhasil meraih yang ia inginkan."
Namun langkah beyonce terjegal dengan kritkan dari Jean Burgess, salah satu pemimpin suku di Afrika. Ia beranggapan Beyonce tak pantas menulis karakter yang dianggap penting bagi bangsa Afrika itu, apalagi memainkannya.
"Beyonce kurang menghargai rasa kemanusiaan, dia tak pantas menulis kisah tentang Saartjie Baartman, apalagi memerankan karakternya," ujar Jean Burgess.
Saartjie Baartman lahir dari suku Khoikhoi, yang disebut sebagai Bushmen. Saartjie Baartman dibawa ke Eropa untuk `dipamerkan` seperti benda karena bokongnya yang sangat besar dan kulit ekostisnya. Sebagai wanita dan manusia, dia justru dijadikan sebagai objek.
Saartjie Baartman meninggal 1815 usia 25 tahun. Lebih mengerikan lagi, alat kelamin dan otaknya justru di-museum-kan di Paris, Prancis sampai 1974. Baru apad 2002 silam. Saartjie Baartman dikembalikan ke tanah kelahirannya dan dikuburkan secara layak. (Des/Ade)