Liputan6.com, Jakarta Tio Pakusadewo tak menyangka jika perannya sebagai aktivis yang diasingkan (eksil) di film Surat dari Praha, membuatnya belajar akan banyak hal.
Tak pernah terpikirkan sebelumnya olehnya jika ada orang-orang yang terpaksa diasingkan bahkan dicabut kewarganegaraannya karena masalah politik yang terjadi di tahun 1965.
Advertisement
"Apa yang saya perankan di film ini adalah sesuatu yang rumit dan nggak biasa. Ini benar-benar menguras banyak nalar dan kemampuan akting saya," ucap Tio Pakusadewo saat ditemui di sela-sela jumpa pers film Surat dari Praha di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (25/1/2016).
Aktor peraih Piala Citra ini mengaku harus bersusah payah untuk memerankan karakter Jaya, yang dalam film besutan Angga Dwimas Sasongko, merupakan saksi sejarah yang terlupakan.
"Jaya ini kan saya nggak punya referensinya. Untung ketika saya berada di Praha, saya disediakan waktu untuk berdialog dengan tokoh asli para eksil yang masih hidup," ujar bintang film The Raid 2: Berandal itu.
Aktor 52 tahun ini melihat jika banyak fakta sejarah yang sengaja diburamkan. Padahal generasi muda Indonesia, sambung Tio Pakusadewo, perlu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu negara mereka.
"Masa Orde Baru itu banyak sekali jahatnya. Banyak film yang frontal dan dibuat tahun-tahun segitu langsung dibredel," kata Tio menyayangkan. (Gie/Fei)