Sukses

The Boy, Bergelut Menghadapi Boneka dan Rumah Mengerikan

Satu film horor terbaru bertajuk The Boy berusaha memberikan inovasi tersendiri dalam hal tema dan klimaks cerita.

Liputan6.com, Jakarta - Para sineas Hollywood dalam menggarap film berjenis horor, belakangan tampak ingin mengembangkan satu inovasi baru. Salah satunya melalui film yang diputar pada awal tahun 2016 ini, The Boy.

Di dalam trailernya, The Boy seolah ingin memperlihatkan kengerian yang lebih ketimbang Annabelle dan Conjuring melalui sosok boneka misterius berbentuk anak laki-laki. Lalu, apakah trailernya sesuai dengan isi film secara keseluruhan?

Filmnya sendiri telah tayang di bioskop Indonesia mulai hari ini, dan para pecinta horor dipastikan tak akan melewatkannya. Jika melihat posternya, tergambar bahwa alurnya akan berfokus di sebuah rumah mewah.

Dikisahkan, wanita muda Amerika bernama Greta Evans (Lauren Cohan) menerima pekerjaan di Inggris sebagai seorang pengasuh anak. Greta sangat kaget saat mengetetahui bahwa anak bernama Brahms yang akan diasuhnya ternyata adalah sebuah boneka.

Pemilik rumah sekaligus orangtua 'anak' tersebut, Tuan dan Nyonya Heelshire (Jim Norton, Diana Hardcastle), meninggalkan Greta dengan sebuah catatan agar ia memperlakukan sang 'anak' dengan baik. Saat Greta melanggar aturan itu, maka terjadilah keanehan pada boneka itu, yaitu bisa hidup dalam kondisi tertentu.

Film horor The Boy. (STX Entertainment)

Menonton The Boy sejak awal, kita sudah disuguhi oleh suasana menegangkan yang dibangun dengan cukup unik oleh sutradara William Brent Bell melalui naskah hasil tulisan Stacey Menear.

Greta yang menjadi sentral film, digambarkan memiliki masa lalu yang misterius. Ditambah lagi, rumah dan pasangan Heelshire yang memintanya untuk mengasuh sang 'anak', seolah memiliki gangguan jiwa, membuat penonton mengantisipasi bakal banyak adegan mengerikan di film ini.

Minimnya Greta dalam berinteraksi di sepanjang film, diganti oleh rangkaian adegan mencekam yang cukup mendebarkan dengan gaya mistis. Greta selama mengasuh hanya ditemani oleh seorang pria bernama Malcolm, pengantar barang keluarga Heelshire.

Film horor The Boy. (STX Entertainment)

Di tengah film, penonton diajak menyelami misteri yang membuat penasaran dan menguak asal usul boneka Brahms sedikit demi sedikit melalui sudut pandang Greta. Berbagai adegan pun tampak membuat kita bertanya, siapa sebenarnya Brahms itu.

Maka cerita film pun berlanjut dengan balutan genre psychological thriller di mana masa lalu Greta ikut terkuak lewat mulutnya sendiri serta berbagai rangkaian adegan mengejutkan. Menjelang akhir film, pertanyaan penonton atas misteri Brahms juga cukup terjawab.

Namun, tanpa bermaksud spoiler, suasana film yang awalnya cenderung mistis, pada akhirnya dibuat dengan gaya penuturan yang logis, meskipun ketegangan yang sudah hadir di sepanjang film tak terlalu diobrak-abrik.

Film horor The Boy. (STX Entertainment)

Sayangnya, klimaks yang disuguhkan untuk memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan sejak film dibuka, berpotensi tidak memuaskan. Terlebih lagi kepada beberapa penonton yang sudah terlanjur larut ke dalam suasana mistis. Twist film ini bagai pisau bermata dua, ada yang mungkin menganggapnya keren, tapi tak sedikit pula yang bakal menilainya sebagai pemaksaan sebuah plot cerita.

Bagaimanapun penilaian penonton terhadap film The Boy, di sini para sineas berusaha untuk memberikan satu inovasi tersendiri terhadap genre film horor. Bagi yang senang berpikir, dan mempersepsikan beberapa pertanyaan yang terjawab, The Boy barangkali bisa menjadi satu tantangan tersendiri.

Alhasil, melihat The Boy dari awal hingga akhir, membuat kita kembali merasakan nuansa beberapa film horor mistis ala Amityville, The Others, Conjuring, Crimson Peak, dan sebagainya, tetapi dengan mengenyampingkan cita rasa mistis di dalamnya.