Sukses

Resensi The Program: Membongkar Kedok Busuk Lance Armstrong

Film ini merekam momen kejayaan dan kejatuhan Lance Armstrong secara gamblang.

Liputan6.com, Jakarta Di tahun 2000-an, nama Lance Armstrong dipuja layaknya legenda hidup. Bayangkan saja, atlet balap sepeda ini pernah dihantam kanker prostat yang hampir mengambil nyawanya. Namun, ia mampu bangkit kembali. Lance Armstrong bahkan berhasil memenangkan salah satu kejuaraan sepeda paling prestisius di muka bumi, Le Tour de France, selama tujuh kali. 

Namun segala puja-puji yang melekat padanya berbalik menjadi cemooh dan hinaan di tahun 2013. Kala itu, ia mengaku kemenangannya yang sensasional di Le Tour de France, diraihnya lewat bantuan doping.

Trailer film biografi The Program yang berkisah tentang pembalap sepeda pengguna doping Lance Armstrong telah muncul.

Kebohongan besar Lance Armstrong ini diangkat dalam film biopik The Program arahan sutradara Stephen Frears. Film ini, diadaptasi dari buku yang ditulis seorang jurnalis Irlandia, David Walsh, Seven Deadly Sins: My Pursuit of Lance Armstrong. Walsh, adalah salah satu pionir yang membongkar kebohongan Lance Armstrong.

The Program menceritakan kembali momen kejayaan dan kejatuhan Armstrong secara gamblang dan cukup terperinci. Mulai dari pertemuannya dengan Michael Ferrari, dokter yang memperkenalkannya dengan teknik doping paling mutakhir, hingga perjalanan karirnya di Le Tour de France yang gemilang.

Petikan berita ditempelkan di sejumlah bagian film, memperkuat kesan bahwa film ini diangkat berdasarkan kejadian nyata.

Trailer film biografi The Program yang berkisah tentang pembalap sepeda pengguna doping Lance Armstrong telah muncul.

Sebagai sebuah film olahraga, film yang dirilis pada Jumat (29/1/2016) ini cukup berhasil menjelaskan pada penonton awam cara kerja tim sepeda dalam sebuah kejuaraan. Sejumlah shoot cantik pun dimunculkan. Salah satunya adalah saat mata kamera mengikuti sepeda Lance Armstrong yang melaju di sela-sela pegunungan, melesat dan menyalip lawan-lawannya. Penonton seperti diajak bermanuver bersama sang atlet menyusuri rute kejuaraan.

Salah satu hal yang menarik di film ini, adalah penggambaran teknik doping yang dilakukan Armstrong, berikut strategi tim dalam menutupi aksi ilegal tersebut. Ya, penggunaan doping ini dilakukan secara ‘berjamaah’ di dalam tim, dengan cara yang rasanya akan membuat penonton geleng-geleng kepala.

Trailer film biografi The Program yang berkisah tentang pembalap sepeda pengguna doping Lance Armstrong telah muncul.

Sementara itu, seperti duduk di sadel sepeda Armstrong, film ini melaju dengan kecepatan tinggi. Hal ini, membuat penonton tak sempat merasa bosan mengikuti film yang sebenarnya merupakan rangkuman perjalanan karir Lance Armstrong selama belasan tahun.


Sayangnya, setelah berhasil membangun ketegangan dan rasa gemas penonton, akhir film ini terasa kurang ‘menonjok’. Bagian pamungkas terasa begitu tergesa-gesa disampaikan. Tak banyak eksplorasi yang dilakukan sutradara sejak terkuaknya skandal doping hingga keputusan Lance Armstrong untuk mengaku di talkshow Oprah Winfrey.

Poster film The Program (IGN)

Ada pun pemilihan Ben Foster sebagai Lance Armstrong adalah salah satu keputusan tepat di film ini. Tak hanya kemiripan fisik, ia juga memberi penampilan meyakinkan sebagai Lance Armstrong. Foster menampilkan perubahan karakter sosok Lance Armstrong dari seorang protagonis menjadi antagonis secara meyakinkan.

Awalnya ia digambarkan memiliki konflik batin karena kebohongannya, namun belakangan ia berubah sebagai sosok tamak yang tak segan menindas siapa pun yang berniat membuka kedoknya.

Hidup Lance Armstrong sendiri mengingatkan saya pada sebuah quote dalam film The Dark Knight. You either die a hero, or live long enough to see yourself become the villain. Pilihannya antara kamu mati sebagai pahlawan, atau hidup cukup lama dan melihat dirimu menjadi bajingan. The Program, dengan jelas menegaskan bahwa kini, Lance Armstrong bukanlah seorang pahlawan. (fei)

Video Terkini