Liputan6.com, Los Angeles - Julianne Moore yang didaulat sebagai presenter membacakan pemenang Aktor Terbaik Piala Oscar 2016, tersenyum sejenak sebelum menyebut sebaris nama di amplop yang ia pegang.
"Leonardo DiCaprio," ujarnya dengan senyum sumringah.
Baca Juga
Sorak sorai sontak membahana di panggung Dolby Theatre, Los Angeles, Minggu 28 Februari waktu setempat. Diiringi dengan standing ovation mereka yang hadir, DiCaprio menerima piala Oscar pertama sepanjang kariernya.
Advertisement
Leonardo DiCaprio memang telah melalui perjalanan panjang hingga sampai di podium Oscar. Memulai karier sebagai bintang kanak-kanak, berlanjut menjadi idola remaja, hingga akhirnya namanya tercatat sebaga aktor yang layak diperhitungkan.
Perjalanan yang telah dilewati Leonardo, ternyata cukup menarik untuk disimak. Liputan6.com, meringkasnya:
Diusir dari Lokasi Syuting
Diusir dari Lokasi Syuting
Saat berumur lima tahun , Leonardo DiCaprio sebenarnya telah memiliki kesempatan untuk muncul dalam serial televisi Romper Room. Namun, berdasarkan tulisan dari People, kala itu dia diusir dari lokasi syuting karena perilaku bandelnya mengganggu proses pengambilan gambar. Ia, kemudian menjadi bintang di sejumlah iklan.
Guru drama Leonardo DiCaprio di kelas sembilan melihat ada satu daya tarik tersendiri dari yang membuat orang selalu memperhatikannya. "Misalnya, ia membaca monolog dengan sangat menyentuh, hingga anak-anak sekelas ikut menangis," katanya.
Advertisement
Nominasi Pertama Oscar
Nominasi Pertama Oscar What's Eating Gilbert's Grape
Tahun 1994, saat ia berumur adalah pengalaman perdana Leonardo DiCaprio bersentuhan dengan Oscar. Kala itu, ia masuk dalam nominasi Aktor Pendukung Terbaik lewat perannya sebagai anak dengan keterbelakangan mental dalam What's Eating Gilbert's Grape.
Aktingnya sebagai Arnie begitu meyakinkan, sehingga banyak dipuji oleh para kritikus. "Dia sukses menampilkan performa yang tak hanya meyakinkan, namun juga membuat orang mudah merasa senang padanya," tulis kritikus film berpengaruh dari Chicago Sun-Times, Roger Ebert.
Lahirnya Romeo yang Jadi Idola
Romeo dan Jack Dawson
Kemampuannya berolah peran yang didukung dengan wajah tampannya, membuat Leonardo DiCaprio menjadi idola baru di era tahun 1990-an. Apalagi, ia lantas bermain dalam sejumlah film yang menonjolkan pesonanya sebagai pria muda.
Lihat saja perannya sebagai Romeo dalam Romeo + Juliet. Dan, tentu perannya yang begitu ikonik, sebagai Jack Dawson dalam Titanic, yang tak boleh dilupakan. Dalam film ini, namanya bersama lawan mainnya, Kate Winslet, langsung menjulang. Wajah DiCaprio dengan mudahnya ditemukan di cover majalah remaja.
Namun popularitas ini ternyata tak disukainya. Ia merasa tak terhubung dengan dirinya yang dianggap publik sebagai idola. Beruntung baginya, setelah itu muncul idola-idola baru yang kemudian sedikit menutupi popularitasnya. Pasca Titanic, DiCaprio lantas memilih untuk membatasi diri dalam menerima wawancara media.
"Aku mungkin tak akan menyentuh popularitas seperti masa itu. Tapi aku tak berharap akan meraihnya lagi. Aku juga tak akan berupaya untuk mendapatkannya," katanya.
Advertisement
Martin Scorcese
Martin Scorcese
Leonardo DiCaprio bisa dikatakan muse, atau sumber inspirasi bagi sutradara besar Martin Scorcese. Sejak membintangi Gangs of New York di tahun 2002, ia nyaris tak pernah absen terlibat dalam film Scorcese selanjutnya.
Leonardo DiCaprio terlibat dalam lima dari enam judul film yang diarahkan Scorcese sejak 2002 hingga sekarang, yakni Gangs of New York, The Aviator, The Departed, Shutter Island, dan The Wolf of Wallstreet. Leonardo, begitu menghargai keberadaan Martin Scorcese dalam perjalanan kariernya.
"Menengok ke belakang pada hal-hal yang selama ini aku lakukan, semuanya berpusat pada kolaborasiku yang kebetulan bersama Marty (Martin Scorcese)," ujarnya dalam sebuah wawancara media.
Dari Satu Nominasi Ke Nominasi Lain
Dari Satu Nominasi Ke Nominasi Lain
Setelah What's Eating Gilbert's Grape, Leonardo DiCaprio kembali dinominasikan dalam Academy Awards. Yang pertama The Aviator (2005) dan selanjutnya Blood Diamond (2007). Keduanya, untuk kategori Aktor Terbaik.
Tahun 2014, ia dinominasikan kembali lewat The Wolf of Wallstreet. Tak hanya dalam kategori Aktor Terbaik, ia juga menggenggam kategori Film Terbaik, karena dalam film ini ia juga bertindak sebagai produser. Namun lagi-lagi ia tak menang.
Mengingat kemampuan akting dan banyaknya nominasi yang telah ia kumpulkan, penggemar Leonardo DiCaprio lantas heran mengapa ia tak kunjung kebagian piala Oscar. Meme tentang dirinya yang memimpikan Oscar pun kerap beredar.
Advertisement
Akhirnya, Oscar!
Akhirnya, Oscar!
Tahun lalu, Leonardo DiCaprio berkolaborasi dengan Alejandro G. Inarritu, Sutradara Terbaik Oscar 2015. Keduanya, bekerja bersama untuk film The Revenant. Untuk menghidupkan peran sebagai Hugh Glass, seorang pemburu yang nyaris mati, DiCaprio mesti merasakan derita lahir batin selama delapan bulan proses syuting.
"Saya bisa mengurutkan 30 sampai 40 hal tersulit yang harus saya lakukan di film ini. Entah itu berenang di sungai beku, tidur di bangkai hewan, atau menceritakan apa yang harus saya makan di lokasi syuting. Saya berada di kondisi yang sangat dingin dan berkemungkinan besar terkena hipotermia," kata DiCaprio.
Beban berat yang diembannya ini, tak memecahkan konsentrasinya. Justru ini menjadi bahan bakarnya dalam menghidupkan karakter Glass, yang akhirnya meyakinkan para juri Oscar, bahwa Leonardo DiCaprio layak menyandang predikat Aktor Terbaik.
Sekali lagi, selamat buat Leonardo DiCaprio!