Sukses

Konser 5 Seconds of Summer, Mengintip Wajah Punk Pop Hari Ini

5 Seconds of Summer baru saja selesai menggebrak Tanah Air. Suka atau tidak, generasi punk baru telah lahir di masa ini.

Liputan6.com, Jakarta - 20 tahun yang lalu, tepatnya pada 2 Februari 1996, Tanah Air dikejutkan dengan kemunculan trio punk sableng asal Amerika Serikat, Green Day.

Ketika itu, di usia mereka yang masih muda, band yang akrab lewat single "Basket Case" ini mampu menyedot perhatian para penikmat musik keras di Tanah Air, terutama kaum punk.

Walau posisi Green Day sebagai band punk tidak mendapat pengakuan dari para senior macam Sex Pistols, toh antrian panjang punkers tetap memenuhi loket tiket. Ya, intinya suka atau tidak, generasi punk baru telah lahir di masa itu.

Kini, setelah kejayaan era 90-an perlahan-lahan berlalu, generasi teranyar dari musik punk kembali menggebrak di Tanah Air. Mereka adalah 5 Seconds of Summer, band asal Australia yang tengah dgilai jutaan remaja di dunia.

Hampir senasib dengan Green Day, kehadiran 5SOS di ranah punk juga mendapat banyak penolakan. Meski sempat unjuk gigi dengan menyanyikan lagu "American Idiot" milik Green Day, sebagian masyarakat musik, terutama dari generasi lama, masih antipati terhadap band asuhan Good Charlotte ini.

Beruntung, dengan perombakan yang cukup ketara di album kedua, reputasi 5SOS belakangan semakin membaik. Band-band besar macam Sum 41 dan Blink 182 juga tak segan-segan ambil bagian untuk membantu band ini mencapai target yang seharusnya. Diharapkan mereka, meski belum mampu mengubah dunia, musik yang mereka hasilkan mampu menampar pikiran kolot para generasi lama.

Benji Madden. (foto: popsugar)

"Tentu saja, mereka (5 Seconds of Summer) 100 persen band sungguhan. Mereka adalah satu dari sekian band muda berkualitas yang pernah aku lihat," ujar gitaris Good Charlotte, Benji soal 5 Seconds of Summer.

"Untuk bisa menjual habis tiket pertunjukan di arena dan bermain di level itu, kamu tentu harus memiliki cara kerja yang gila. Kebanyakan band mungkin sibuk mengganja dan bermain video games, tetapi mereka tidak melakukannya. Aku sungguh percaya jika band ini akan jauh berbeda dengan yang lain," tambahnya.

2 dari 2 halaman

Konser 5 Seconds of Summer di BSD City, Tangerang

Konser 5 Seconds of Summer di BSD City, Tangerang

Melihat konser 5 Seconds of Summer tak ubahnya seperti menengok wajah lain dari musik punk. Bila antrian konser di ranah ini biasanya dipenuhi pria-pria gahar berambut lancip, maka 5 Seconds of Summer menyuguhkan pemandangan yang sangat berbeda.

Kondisi itu tergambar dari ratusan remaja wanita yang memenuhi kawasan ICE, BSD City, Tangerang sejak sore hari.

5 Seconds Of Summer saat tampil di ICE BSD, Tangerang Selatan, Sabtu (5/3/2016). Dalam Tour Sound Live Feels Lives Band 5 SOS asal Australia berhasil menghibur para fansnya yang berada di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sepanjang acara, para personel 5 Seconds of Summer tak henti-hentinya memanjakan penonton dengan segudang rayuan. Mereka bahkan membiarkan beberapa reff lagu-lagu hits dinyanyikan sendiri oleh para penggemarnya. Salah satunya adalah "Amnesia" yang belakangan jadi lagu wajib para 5SOS Fams di seluruh dunia.

Alhasil, meski suara 5SOS kerap tenggelam dalam histeria penonton. Konser ini tetap jadi mimpi yang sempurna bagi para penggemarnya.

5 Seconds Of Summer saat tampil di ICE BSD, Tangerang Selatan, Sabtu (5/3/2016). Dalam Tour Sound Live Feels Lives Band 5 SOS asal Australia berhasil menghibur para fansnya yang berada di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

5 Seconds of Summer (5SOS) terbentuk di Sydney pada 2011 silam. Terdiri dari Luke (vokal), Callum (bass), Michael (gitar), dan Ashton (drum), band ini berhasil menjual lebih dari 3,2 juta kopi album di seluruh dunia. Mereka juga satu-satunya musisi asal Australia dengan debut terbesar di Amerika Serikat.

Â