Liputan6.com, Jakarta - Nama Agus Hafi tentu tak lepas dari embel-embel ajang tarik suara di salah satu televisi swasta. Kini, ia telah menjalani karier sebagai penyanyi solo di bawah naungan label Sony Music Indonesia. Agus telah memiliki single "Kalau Bukan Cinta Apalagi". Namun, ada perjalanan Agus yang belum banyak diketahui orang sebelum ia menjadi 13 besar finalis ajang tarik suara.
Agus membeberkan sedikit kisah perjuangannya kepada Liputan6.com dalam sebuah kunjungan. Di situ, ia mengaku telah bernyanyi sejak kelas empat SD. Saat memasuki SMP, Agus kerap mengikuti panggung 17 Agustus dan masa-masa SMA dijalaninya dengan mengikuti berbagai kompetisi lokal.
Â
Advertisement
Baca Juga
Sejak tahun 2004, Agus bergabung dengan salah satu stasiun radio di Balikpapan. Ia sempat mengikuti ajang AFI di Makassar, dan Banjarmasin, namun selalu gagal. "Sempat berpikir kalau ajang pencarian bakat itu complicated, di dalamnya ada permainan. Akhirnya saya merasa desperate dan mulai serius siaran lagi sambil mengamen di kafe-kafe bareng sama band," terang Agus kepada Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta beberapa waktu lalu.
"Lalu pada tahun 2012 ada tawaran dari teman. Waktu tahu namanya, kirain itu ajang pacu adrenalin. Gila, masa saya ikutan terjun bebas seperti di televisi. Ternyata setelah dicari di internet, barulah percaya itu ajang nyanyi," ujarnya sambil tertawa.
Agus lalu datang sebagai duo. "Niatnya saya cuma ngebantu teman. Awalnya diminta pisah. Dan setelah menjalani audisi, ternyata lolos. Keputusan saya serahkann ke teman yang mengajak. Sempat pesimis, ngapain ikut ajang begini, paling juga nggak jadi apa-apa," ungkapnya.
Setelah menyanyikan lagu Home milik Michael Buble akhirnya Agus lolos di antara 10 orang terpilih dari Balikpapan, dan hanya satu yang berangkat ke Jakarta. "Akhirnya aku yang berangkat. Pertama masih nggak percaya. Disuruh cek e-mail, pas lihat ternyata menang. Aku sih biasa saja tanggapannya," jelasnya dengan wajah sumringah.
"Pas di Jakarta nggak ada teman-teman dari Balikpapan. Ternyata cuma aku yang dari Kalimantan. Sempat pesimis dan tidak berharap menang di audisi Jakarta. Ternyata akhirnya malah masuk 13 besar. Bolak balik Jakarta-Balikpapan, kok akhirnya malah jadi pengen lanjut terus," ucapnya jujur.
Seperti kita tahu, Agus akhirnya berhenti di posisi ke-9 ajang pencarian bakat bernama X-Factor. Lalu, ia bergabung dengan manajemen di bawah naungan label Sony Music. Alhasil, single "Kalau Bukan Cinta Apalagi" pun direkam di Bandung. Produser musik yang terlibat proses rekamannya adalah Tulus dan Reynaldi.
Kembali pada teman yang mengajak Agus ke Jakarta demi ajang X-Factor. Apa kabarnya dia? "Melanjutkan hidup sebagai karyawan," ungkap Agus sambil tersenyum. Ditanya bagaimana sikap temannya, Agus menjawab, "Dia support banget ya. Tapi entahlah ya, mungkin hanya Tuhan dan dia yang tahu. Tapi waktu itu tetap keputusan di tangan dia. Kalau misalnya dia mau lanjut duo, aku juga ikut lanjut duo."
Lagu "Kalau Bukan Cinta Apalagi" menceritakan tentang seseorang yang memendam cinta kepada pujaan hatinya. Namun ia mengungkapkannya bukan dengan kata-kata, dan memilih langsung menunjukkannya dengan perilaku.
Ceritanya pun bukan hanya terbatas pada cinta kepada seorang kekasih, tetapi bisa untuk siapa saja. Bisa dibayangkan jika seseorang memiliki passion dalam satu bidang, apapun pasti akan dia lakukan.
Lewat lagu ini, Agus Hafi akan menyampaikan bahwa tidak ada hal terbesar dalam hidup kita yang tidak didasari oleh cinta. Semua yang terjadi dalam hidup baik atau buruk akan didasari oleh cinta.