Liputan6.com, Jakarta - Film Batman v Superman: Dawn of Justice akhirnya mendarat di bioskop Indonesia. Duel dua pahlawan super paling ikonik dalam jagat DC ini akhirnya bisa disaksikan oleh para penggemar mulai hari ini, Rabu (23/2/2016).
Pemutaran film ini di Indonesia, ternyata mendahului tanggal rilis resmi Batman v Superman di Amerika Serikat. Di sana, film ini baru akan tayang pada 25 Maret mendatang. Ini, tentu menjadi kabar baik buat para penggemar yang tak sabar ingin segera menyaksikan pertemuan kedua superhero ini di layar lebar.
Baca Juga
Meski di Amerika belum tayang, pre-screening Batman v Superman untuk kritikus dan audiens terbatas telah digelar. Dari pemutaran awal ini, muncul beragam reaksi yang berbeda dari netizen dan kritikus. Ada yang memuji, ada pula yang mengkritik habis-habisan.
Advertisement
Setelah menyaksikan sendiri film ini, Liputan6.com menyimpulkan Batman v Superman masih terhitung sebagai tontonan yang cukup menarik. Meski memiliki sejumlah faktor yang patut dikritik, pujian yang dilontarkan untuk film ini ternyata cukup beralasan.
Tanpa memberikan spoiler, berikut ini sejumlah hal yang membuat Batman v Superman menarik untuk disaksikan.
Yin dan Yang dalam Batman v Superman
Yin dan Yang dalam Batman v Superman
Dengan judul Batman v Superman, sudah jelas bahwa fokus utama film ini adalah duel dua superhero ini. Terutama, perbedaan antara keduanya.
Batman mewakili kelelawar yang muncul di waktu malam, sementara Superman mendapat kekuatan dari matahari. Batman keluar dari batcave dalam perut bumi, sementara Superman datang dari langit.
Â
Bahkan dalam film ini pun karakter mereka di medan laga berbeda. Superman yang memiliki kekuatan bagai dewa, lebih banyak ditampilkan sebagai penolong mereka yang lemah. Sementara Batman dengan kekuatan uang dan teknologinya, bertempur secara agresif, baik dengan senjata maupun pertempuran jarak dekat. Dibanding sebagai sosok penolong, Si Manusia Kelelawar ini dikenal sebagai pelibas kriminal yang ditakuti orang.
Lewat perbedaan ini, bagaimana cara mereka memandang dunia dan bereaksi satu sama lain, menjadi satu hal yang menarik untuk diikuti.
Advertisement
Ada Manusia di Balik Kostum Pahlawan
Ada Manusia di Balik Kostum Pahlawan
Karakter superhero yang mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan, tak begitu banyak ditampilkan. Apalagi, bila tokoh tersebut adalah karakter utama cerita. Pasalnya, usia lanjut bisa diartikan bahwa kondisi puncak seseorang, telah terlewati.
Namun Batman v Superman tak ragu menampilkan sosok Bruce Wayne yang mulai memutih. Karakter Batman, jadi terasa begitu manusiawi.
Â
Lain lagi dengan Superman. Dalam Batman v Superman, kerap muncul metafora visual yang bisa dimaknai bahwa Superman adalah makhluk yang memiliki sifat ilahiah. Lihat saja bagaimana Superman datang dari langit, dengan sinar yang menyelubungi tubuhnya. Sementara tangan-tangan manusia di bawahnya terulur, tak mampu menjangkaunya.
Tapi di luar pemujaan terhadap dirinya, layaknya manusia biasa, Superman dan alter egonya, Clark Kent, terus melakukan pencarian identitas. Hasilnya, Batman v Superman berhasil mengangkat wajah-wajah manusia di balik seragam pahlawan super yang mereka kenakan.
Dekat dengan Kehidupan nyata
Dekat dengan Kehidupan nyata
Batman v Superman adalah film yang mencoba untuk mendekati topik 'kekuatan di luar kontrol manusia' secara serius. Salah satu caranya, adalah membuat premis cerita ini sangat masuk akal dalam kehidupan nyata.
Pertempuran superhero dalam film, selama ini tentu saja ditampilkan secara super. Bila dalam banyak film superhero lain korban sipil tak pernah dibicarakan, dalam Batman v Superman hal ini justru yang menjadi fondasi cerita. Dengan premis ini, adanya ketakutan atas kekuatan Superman yang tak bisa dikendalikan ini, menjadi lebih dekat dengan kehidupan nyata sehingga lebih mudah diterima penonton.
Advertisement
Mencari Identitas Baru
Mencari Identitas Baru
Sejak para superhero berjaya dalam bentuk komik cetak di tahun 1990-an, DC dan Marvel selalu menjadi saingan ketat. Kini, di era pahlawan super hidup dalam film penuh efek CGI, persaingan itu hidup kembali dalam bentuk baru.
Film-film dari Marvel yang diproduksi sejak 2007, terutama yang berada dalam franchise Marvel Cinematic Universe, didesain untuk menghibur penonton. Tak hanya sarat adegan aksi, film-filmnya dibuat ringan dan banyak diselingi humor di sana-sini.
Yang dilakukan dalam film ini justru sebaliknya. Batman v Superman adalah film serius yang memiliki atmosfer kelam. Adegan laga memang masih ada, tentu saja, namun justru bukan itu jualan utama film ini. Dengan cara ini, Batman v Superman berhasil mencoba identitasnya sendiri.
Berhasilkah Zack Snyder melakukannya? Biar penonton yang menentukan sendiri.
Â
Â