Liputan6.com, Jakarta - The Art of More mengisahkan tentang sisi lain dari kegiatan di rumah lelang yang ternyata penuh dengan kejahatan. Serial ini diperankan oleh artis cantik Kate Bosworth dan Christian Cooke.
Ceritanya mengenai kehidupan Graham Connor (Christian Cooke) yang merupakan seorang eksekutif baru di rumah lelang terkenal di Amerika Serikat, Parke-Mason Graham Connor bekerja untuk kolektor yang licik sekaligus cerdas dalam memahami seni dan barang antik bersejarah.
Beberapa benda yang dilelang di Parke Mason digambarkan hasil pencurian, dijual secara ilegal. Serial baru di kanal TV Sony Channel ini seolah menjadi jawaban akan banyaknya berita mengenai pencurian benda bersejarah di seluruh dunia.
Advertisement
Baca Juga
Lebih seru lagi, serial ini juga memasukkan sedikit kondisi dunia saat ini. Salah satunya, mengenai kehadiran gerakan terorisme yang menamakan diri ISIS yang menguasai Irak. Hal itu membuat penonton seolah terhipnotis dan dibawa untuk masuk ke dalam ceritanya.
Sejak awal, The Art of More sudah memberikan ketegangan tersendiri. Di dalam cerita, Connor tengah menghubungi rekannya yang ingin mendapatkan penda di Irak. Sayangnya, dia tak bisa mencuri benda tersebut karena penjagaan dari ISIS yang ketat.
Connor berhasil menemukan sebuah artefak kuno yang tak ternilai harganya. Artefak tersebut kemudian diminati kolektor. Proses lelang yang dilakukan Parke Mason pun hanya dihadiri orang-orang pilihan dan undangan saja. Akibatnya, pihak berwajib pun tak bisa mencium kejahatan di balik pelelangan itu.
Setelah pelelangan pertama berhasil, Connor pun harus memutar otak untuk menampilkan barang berseni dan bersejarah tinggi lainnya. Sementara, Kate Bosworth berperan sebagai Roxanna Withman yang merupakan anak CEO dari rumah lelang yang sering berkompetisi dan bermusuhan dengan Parke-Mason.
Berbagai karakter pun ditampilkan mendukung akting karakter yang diperankan Christian Cooke yang digambarkan memiliki ambisi besar untuk meraih apa yang dinginkan. Bahkan, Connor dan tim pencari benda itu melakukan berbagai cara.
Lebih mengejutkan lagi, dia dan rekannya akan melanggar hukum, jika perlu membunuh orang agar aksinya tidak diketahui. Semua itu dilakukan hanya untuk mendapatkan benda seni dan bersejarah demi sebuah gengsi.(Des/Adt)