Liputan6.com, Jakarta Festival film Eropa tahunan, Europe on Screen (EoS) kembali digelar. Mulai 29 April hingga 8 Mei mendatang, 78 film berkualitas akan diputar secara gratis di enam kota Indonesia, yakni Jakarta, Denpasar, Bandung, Medan, Surabaya, dan Yogyakarta.
Di Jakarta sendiri, lokasi pemutaran akan disebar di Erasmus Huis, Goethe Haus, Institut Francais Indonesia, Pusat Kebudayaan Italia, Bintaro Xchange, dan Insitut Kesenian Jakarta.
Advertisement
Baca Juga
"Ini adalah hadiah dari negara-negara Uni Eropa untuk Jakarta dan Indonesia," ujar Orlow Seunke, Direktur Festival EoS 2016 dalam konferensi pers yang digelar di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Selasa (19/4/2016).
Orlow Seunke menyebutkan bawa pihaknya berusaha untuk terus menjaga kualitas festival ini, dengan melakukan kurasi atau pemilihan film secara berhati-hati. Orlow menyebut timnya mengunjungi sejumlah ajang internasional berskala akbar seperti Festival Film Cannes dan Festival Film Rotterdam demi mencari film-film bermutu, termasuk yang jarang diketahui masyarakat Indonesia.
"Prosesnya memakan waktu setahun penuh dan akhirnya terpilih 78 film ini," katanya.
Tahun ini, ke-78 film tersebut akan dibagi dalam enam kategori pemutaran, yakni Xtra, Discovery, Docu, Family, Retro, dan Open Air.
Jangan keburu gentar gara-gara anggapan bahwa film-film yang diputar di festival membingungkan dan sulit dimengerti. Pasalnya, ada banyak film yang menghibur dalam EoS 2016.
Dalam program Open Air—konsep yang di Indonesia populer dengan nama layar tancap—diputar sejumlah film yang tak kalah menghibur dari film blockbuster Hollywood. Satu di antaranya adalah Non Stop, film laga-thriller yang dibintangi Liam Neeson tentang pembajakan sebuah pesawat terbang.
Program Xtra menghadirkan film Eropa peraih penghargaan bergengsi, atau yang memiliki skala produksi besar. Salah satu yang akan diputar adalah 45 Years, film yang memuat akting nomine Aktris Terbaik Oscar 2016, Charlotte Rampling.
Sementara film di program Discovery dibuat oleh sineas yang belum begitu dikenal di Indonesia, namun kualitasnya tak kalah dengan film dalam program Xtra . Film dokumenter akan diputar dalam program Docu, sementara film dari 'zaman baheula' akan ditayangkan lewat program Retro. Salah satu yang menarik, adalah film dari sineas Prancis George Mellies produksi tahun 1898-1911, yang pemutarannya akan diiringi musik oleh Trinity Youth Symphony Orchestra dari Sjuman School of Music.
Sementara untuk yang ingin mengajak putra-putrinya menikmati EoS 2016, ada kategori khusus yakni Family. Dua film yang disiapkan dalam program ini adalah Italo Barocco, tentang persahabatan seekor anjing dan anak manusia, serta film animasi sukses dari Prancis The Little Prince.
Tahun ini, sejumlah sineas Eropa juga akan berbagi ilmu di EoS 2016. Simon Gutknecht dan Armin Tobler akan berbagi soal pembuatan film dokumenter, sementara Monik Kramer akan berbicara mengenai penulisan naskah. Ada pula sutradara wanita Salome Lamas yang juga akan berdiskusi dengan penonton setelah pemutaran filmnya, Theatrum Orbis Terrarum dan No Man's Land di di Europe on Screen 2016.
Â
Â
Â