Liputan6.com, Jakarta Lanjutan kisah Rangga dan Cinta akhirnya meluncur kembali di bioskop lewat film Ada Apa dengan Cinta? 2 (AADC 2). Setelah berpisah di bandara 14 tahun lalu, mereka akhirnya dipertemukan di Yogyakarta.
Berbeda dengan film sebelumnya, saat keduanya masih mengenakan seragam putih-abu, kini para tokoh dalam AADC telah tumbuh dewasa. Tak hanya fisik yang berubah, namun juga sifat dan karakter mereka masing-masing.
Baca Juga
Untuk penonton yang menggemari betul film AADC pertama, membandingkan karakter dalam film pertama maupun kedua bisa menjadi satu hal yang mengasyikkan. Pasalnya, penonton bisa merasakan bagaimana para tokoh di kedua film ini tumbuh dan berkembang, sekaligus mencari jejak karakter di film ini kala mereka masih remaja.
Advertisement
Kira-kira, bagaimana perkembangan Rangga, Cinta, dan kawan-kawan dalam AADC 2 setelah lewat 14 tahun?
Rangga
Rangga
Saat pertama kali diperkenalkan kembali dalam AADC 2, Rangga masih terlihat sungguh mirip dengan dirinya yang lama. Tidak terlalu banyak bicara, dan terlihat sangat introvert. Seperti saat SMA dulu, Rangga ternyata masih senang membaca buku, terlihat dari deretan koleksi di rak bukunya.
Salah satu yang mencolok adalah tumpukan buku dari novelis Jepang terkemuka, Haruki Murakami, di mejanya. Tulisan Murakami yang memiliki gaya bertutur yang melankolis, memang terasa pas benar dilahap oleh Rangga. Rangga, juga masih senang menulis dan berpuisi.
Namun Rangga juga tak terlalu sering memasang wajah misterius dan dingin seperti di film yang pertama. Terutama, saat ia bertemu kembali dengan Cinta. Ia sering tersenyum hangat, juga sangat asertif dalam mencapai keinginannya. Di satu titik, Rangga bahkan juga sempat menangis, satu hal yang mungkin tak bisa penonton bayangkan dalam film perdana.
Hal lain yang tampaknya mendarah daging dari Rangga, adalah sikap sinisnya. Meski Rangga berusaha menekan sifatnya ini, ternyata tanpa ia sadari hal ini tetap muncul juga.
Advertisement
Cinta
Cinta
Dalam Ada Apa dengan Cinta?, Cinta digambarkan sebagai seorang siswi cantik yang populer, namun tak berotak kosong. Ketertarikannya pada kesusastraan di masa muda, ternyata mengantarkannya pada dunia seni di saat dewasa. Di AADC 2, ia tak hanya mendatangi pameran seni dengan antusias, Cinta bahkan memiliki galeri seni sendiri.
Di film pertama, karakter yang diperankan Dian Sastrowardoyo ini juga digambarkan sebagai dara yang cepat naik darah. Di sekuelnya, Cinta memang masih diperlihatkan bersumbu pendek yang gampang meledak. Namun, ia lebih mudah mengendalikan amarah dan gengsinya. Cinta versi dewasa, bahkan tak malu untuk meminta maaf lebih dulu.
Ada satu hal yang tak berubah dari diri Cinta. Seperti dalam film pertama, ia mencoba bergincu untuk terlihat berbeda, namun ternyata ia tak begitu suka melihat tampilan wajahnya saat bergenit-genit.
Carmen
Carmen
Karakter ini memiliki evolusi yang paling nyata dibanding kawan-kawannya. Mungkin, ini disebabkan cobaan hidup yang diterimanya dalam masa 14 tahun, yang tak diperlihatkan ke hadapan penonton. Berbeda dengan karakternya sebagai perempuan tangguh di AADC, Carmen tampak lebih menunjukkan sisi rapuh dalam sekuel ini.
Misalnya saja, saat teman-temannya berkumpul pertama kali dan tertawa gembira, Carmen terlihat sedikit rikuh di antara teman-temannya. Seakan, ia merasa malu dengan masa lalunya.
Di antara teman-temannya, Carmen kini terlihat memiliki emosi yang paling matang. Tak heran, Carmen kini menjadi teman Cinta meminta pendapat. Dulu, hal ini adalah tugas Alya, kawan mereka yang paling dewasa dalam kelompok pertemanan mereka. Seperti di SMA, Carmen yang dimainkan oleh Adinia Wirasti ini masih gemar berolahraga. Bukan basket, ia kini gemar melakukan olahraga yang tengah jadi tren di masa kini, yoga.
Advertisement
Maura dan Milly
Maura
Maura (Titi Kamal) yang centil dan paling 'bergaya' di geng Cinta dalam AADC, kini telah menjadi sosok yang keibuan. Yang dimaksud keibuan di sini, Maura paling sibuk memikirkan kebersihan dan kerapian sekitar, persis seperti ibu rumah tangga. Ini mungkin disebabkan karena Maura memang telah menjadi ibu untuk anak-anaknya .
Tapi jangan salah, ia masih terlihat paling centil di antara kawannya yang lain. Hanya saja, sifatnya ini sudah jauh berkurang dibanding masa mudanya.
Milly
Milly, karakter yang diperankan Sissy Priscilla, adalah sosok yang paling stabil bila dibandingkan masa SMA dulu. Ia masih naif, lucu, dan juga sedikit telat mikir. Yang berbeda, adalah kini ia tengah hamil besar, mempersiapkan diri sebagai seorang ibu. Yang menjadi kejutan dari karakter Milly dalam film ini, adalah siapa ayah dari jabang bayi yang dikandung Milly.