Liputan6.com, Los Angeles Prince menghembuskan napas terakhir di kediamannya di Paisley Park, Minnesota, Amerika Serikat, 21 April 2016. Berbagai spekulasi tentang penyebab kematian Prince muncul bergiliran, menyebutkan bahwa ia meninggal akibat mengidap HIV/AIDS.
Sebelum meninggal dunia, kondisi Prince sudah sangat mengerikan. Wajahnya kekuningan, kulit di lehernya bergelambir dan ujung jarinya berwarna kuning kecokelatan. Prince pun akhirnya menyerah.
Advertisement
Baca Juga
Tak lama setelah kematiannya, sebuah fakta terbaru menyebutkan, Prince meninggal dunia akibat kecanduan. Radar Online melaporkan, Rabu (5/11/2016), Prince sempat mengunjungi dokter dua kali sebelum meninggal dunia.
Laporan baru menyebutkan, Dr. Michael Todd Schulenberg sempat bertemu dan menangani Prince selama beberapa hari, tercatat 7 dan 20 April 2016. Sayangnya, rekaman medis Prince dirahasiakan atas permintaan keluarga, diwartakan E!.
Selanjutnya, Dr Howard Kornfled dikabarkan yang menemukan jasad Prince di kediamannya. Rupanya Prince memiliki janji bertemu dengan sang dokter untuk membahas kesehatannya.
Ada kemungkinan pihak berwajib akan membukanya kembali guna melakukan penyelidikan. Prince dicurigai sempat mengalami kecanduan sebelum meninggal dunia.
Saat itu, Dr Howard Kornfled membawakan buprenorphine, obat yang digunakan menangani pasien kecanduan. Selain dokter, Prince juga dilaporkan menemui psikolog. Sayangnya, identitas psikolog itu tak diketahui hingga saat ini.