Liputan6.com, Jakarta - Banyak band masa kini berusaha untuk menembus pasar dengan membawakan genre yang tengah populer. Namun hal tersebut berbeda dengan Zealspeaks. Mereka tetap mempertahankan aliran musik yang disenanginya sejak lama, British Pop.
Band yang terdiri dari Danny Maretta (vokal, gitar), Toba Manurung (gitar, vokal latar) dan Dimas Arditya (drum) itu, baru saja merilis album perdana mereka, Zealspeaks. Uniknya, hanya ada dua lagu berbahasa Indonesia di dalamnya, yaitu "Televisi Mimpi" dan "Pelangi Senja".
Advertisement
Â
Baca Juga
Mengenai hal tersebut, Zealspeaks memiliki penjelasan yang masuk akal. "Kami memang suka menggunakan bahasa Inggris di lagu-lagu sendiri. Soalnya ada beberapa judul yang kami anggap cocok pakai bahasa Inggris, tapi begitu diubah ke Bahasa Indonesia malah jadi kurang pas," ujar Dimas saat diwawancarai Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lalu, mereka memberikan contoh lagu mana yang dimaksud. "Ya misalnya "Splitmind" kalau dijadikan bahasa Indonesia kurang nyaman didengar, jadinya Pikiran yang Terbelah. Atau juga "Till The End of Days" yang jadinya Sampai Akhir Hari," lanjut Dimas dengan tawa kecil.
Danny sendiri mengakui album perdana Zealspeaks ini menjadi langkah awal bagi mereka untuk bisa memperkenalkan karakter musiknya kepada publik. Meskipun begitu, band yang mengidolakan Oasis, Radiohead, The Beatles, dan grup musik asal Inggris lainnya ini, mengaku akan terus mengembangkan musik mereka.
"Ke depannya memang kami tidak melulu mengusung musik yang mirip dengan album perdana ini. Nantinya kalau ada kesempatan, kami ingin bereksperimen. Misalnya saja membuat musik bernuansa orkestra atau sejenisnya," terang Danny.
Zealspeaks sendiri merupakan band indie asal Bandung yang dibentuk oleh Danny dan Toba sejak 2012. Sebelum merilis full album perdana, Zealspeaks juga sempat memiliki mini-album EP berjudul The First Solitude yang terdiri dari tiga lagu.