Liputan6.com, Jakarta Tak sedikit film dibuat dari buku, baik itu fiksi maupun non fiksi. Pada banyak kasus, penggemar lebih menyukai versi tulis dari cerita tersebut, dengan alasan, membaca bukunya membuat imajinasi mereka lebih liar. Sesuatu yang tak bisa mereka dapatkan dari menonton filmnya.
Baca Juga
Namun, pada kesempatan langka, beberapa film yang dibuat dari buku mampu melampaui karya aslinya. Semua itu terjadi saat imajinasi telah direalisasikan dalam gambar bergerak atau film, dengan tambahan suara yang indah menemani ceritanya.
Melansir Buzzfeed, Kamis (2/6/2016), berikut 6 film yang lebih bagus dari bukunya:
Advertisement
The Godfather (1972)
1. The Godfather (1972)
Sutradara: Francis Ford Coppola
Penulis skenario:
Dari Buku: The Godfather (1969) oleh Mario Puzo
The Godfather dianggap sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa. Novel tentang bos mafia karya Mario Puzo ini memang sudah bagus dari sananya, namun penyutradaraan Francis Ford Coppola menjadikan filmnya sebagai pencapaian sinematik yang memukau.
Cerita di filmnya juga lebih kompleks, dengan tambahan latar belakang sejarah bos keluarga mafia tersebut Don Corleone (diperankan oleh aktor legendaris Marlon Brando), yang kemudian digabungkan ke dalam The Godfather Part II.
Advertisement
Jurassic Park
2. Jurassic Park (1993)
Sutradara: Steven Spielberg
Penulis skenario: Michael Crichton dan Davied Koepp
Dari buku: Jurrasic Park (1990) oleh Michael Crichton
Tak banyak yang tahu bahwa film bombastis tentang dinosaurus yang hidup (dan menggila) ini berasal dari novel. Ketika pertama dirilis 25 tahun lalu, Jurrasic Park adalah suatu pencapaian teknologi yang fantastis - bahkan masih sampai sekarang.
Sangat sulit bagi novelnya untuk bersaing dengan mimpi buruk yang berhasil dihidupkan secara nyata dalam film. Dinosaurus yang ditampilkan sutradara kawakan Steven Spielberg terlihat sangat hidup.
Emosi manusia pun ditampilkan dengan lebih simpatik, sehingga membuat emosi penonton lebih terlibat dengan keselamatan nasib mereka.
The Lord of the Rings
3. The Lord of the Rings (2001 - 2003)
Sutradara: Peter Jackson
Penulis skenario: Peter Jackson, Barrie M. Osborne, Fran Walsh, dan Tim Sanders
Dari buku: The Lord of the Rings (1954-1955) oleh J.R.R. Tolkien
Adaptasi trilogi Lord of the Rings oleh Peter Jackson bisa dibilang sebagai adaptasi terbaik sepanjang masa. Filmnya jauh melampaui novel Tolkien, yang memang sangat deskriptif. Dan walaupun penggemar berat novel ini akan tetap menemukan beberapa hal untuk diprotes, para penulis skenario sangatlah penuh pertimbangan dalam memutuskan apa yang mau mereka tampilkan atau tidak di dalam filmnya. Itulah salah satu penyebab kenapa film ini sangat sukses.
Tak hanya disukai oleh penonton, trilogi terakhir seri ini, The Returns of the King meraih banyak penghargaan, termasuk 11 piala Oscar. Menjadikannya sebagai film dengan peraihan Oscar terbanyak sepanjang masa, dan satu-satunya film fantasi yang pernah memenangkan kategori Film Terbaik.
Advertisement
The Notebook
4. The Notebook (2004)
Sutradara: Nick Cassavetes
Penulis skenario: Jeremy Leven
Dari buku: The Notebook (1996) oleh Nicholas Sparks
Semua novel Nicholas Sparks bisa dikatakan kurang lebih sama. Novel-novelnya, walaupun laris, tapi akan sulit disukai oleh orang yang tidak menyukai kisah romansa, drama tragis, dengan moral yang tinggi.
Tapi di layar perak, The Notebook berhasil menarik perhatian penonton jauh melampaui target pembaca novelnya. Penyebab utama film ini jadi sangat menarik terletak pada pemeran utamanya, Rachel McAdams dan Ryan Gosling, yang chemistry di antara keduanya terpercik panas dan nyata.
The Devil Wears Prada
5. The Devil Wears Prada (2006)
Sutradara: David Frankel
Penulis skenario: Aline Brosh McKenna
Dari buku: The Devil Wears Prada (2003) oleh Lauren Weisberger
Cukup dua kata untuk menjelaskan kenapa versi film lebih baik dari buku: Meryl Streep. Penampilan ikoniknya sebagai pemimpin redaksi majalah wanita populer, Miranda Priestly, adalah penyebab utama yang menjadikan film ini luar biasa.
Walaupun harus diakui, skenario yang ditulis dengan baik menambahkan kedalaman dan kompleksitas pada karakter yang diperankan Streep - sesuatu yang tidak ada di novelnya. Inilah yang membuat sosok kejam Miranda Priestly tetap disukai penonton.
Advertisement
Fifty Shades of Grey
6. Fifty Shades of Grey (2015)
Sutradara: Sam Taylor-Johnson
Penulis skenario: Kelly Marcel
Dari buku: Fifty Shades of Grey (2011) oleh E.L. James.
Buku erotika ini memang bisa dibilang mencatat sejarah, karena berhasil mendobrak norma yang ada, dan menjadikan seks sebagai bacaan populer bagi wanita. Tapi bagi para pembaca serius, buku yang aslinya adalah fanfic (cerita baru yang dibuat oleh para penggemar menggunakan tokoh fiksi yang mereka sukai) dari novel Twilight ini sering dianggap sebagai novel picisan.
Walaupun filmnya tidak akan memenangkan Oscar, namun Sam Taylor-Johnson berhasil membuat hubungan disfungsional antara Anastasia Steel dan Christian Grey jadi lebih seksi sekaligus kompleks.
Disutradarai oleh perempuan juga berhasil membuat filmnya mampu mengalihkan fokus dari Christian Grey yang terlalu diekspos--sehingga jadi membosankan--di dalam novel.