Liputan6.com, Jakarta Di setiap ajang adu bakat, selalu ada satu-dua peserta yang memiliki keunikan tersendiri. Begitupun dengan Akademi Sahur Indonesia (AKSI) 2016 yang ditayangkan Indosiar setiap menjelang sahur hingga lepas Shubuh di bulan Ramadan ini.
Tahun lalu, nama Hari Wahyudi melejit di panggung AKSI 2015. Hari mencuri perhatian karena wajah dan logat Jawa-nya yang kental kerap mengundang tawa pemirsa. Pemuda asal Purwokerto ini juga dijuluki Dono KW karena wajahnya sangat mirip almarhum pelawak dari grup Warkop DKI yang identik dengan bibirnya yang sedikit maju tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Penampilan Hari menampilkan hal unik saat meminta dukungan SMS pemirsa. Ia, meminta dukungan sambil bergoyang bebek ala tarian Warkop DKI yang saat itu begitu menghibur penonton di studio dan rumah. Sayang, keunikan Hari tak lantas membuatnya jadi juara. Kontestan lain yang lebih unik, yakni Mumuy yang bertubuh semungil Daus Mini, memenangkan ajang ini tahun lalu.
Kini di AKSI 2016 muncul Dani, kontestan asal Bekasi. Ia tak semungil Mumuy, tapi juga bertubuh tidak tinggi. Usianya baru 18 tahun. Dani tinggal di kampung Kranji, Bekasi Barat. Orangtua Dani sehari-hari bekerja sebagai pedagang sate. Dani, memang bukan berasal dari keluarga yang berada.
Pada eliminasi Grup Sidik di hari kelima atau Jumat (10/6/2016) dini hari tadi, Dani berbicara soal kisah keluarganya tersebut. Orangtua Dani yang turut hadir di studio, menceritakan perjuangan Dani bisa berada di panggung AKSI 2016. Kata ayahnya, Ibu Dani awalnya tak setuju anaknya mengikuti acara televisi. Tapi, Dani bersikeras ingin ikut.
“Karena ini ajang adu bakat, Dani enggak bisa apa-apa, makanya Dani mau ikut.” begitu Dani beralasan.
Dani mungkin berpikir ada cara lain yang bisa membuat keluarganya merasa bangga. Dengan mengikuti AKSI 2016, setidaknya Dani bisa disaksikan banyak orang setiap harinya. Dan itu sudah cukup membuat orang tuanya bangga memiliki anak seperti dirinya.
Di Grup Sidik sendiri, Dani sudah memiliki banyak penggemar. Hingga tak heran, ia beberapa kali memimpin polling SMS. Namun hari ini, Dani harus puas berada di posisi kedua dengan 33,08 persen. Posisinya tepat di bawah Novri yang sukses meraih 36,02 persen. Meski begitu, keduanya aman karena berada di zona Alhamdulillah.
Di zona Wassalam atau posisi dua terbawah, dua peserta lainnya yakni Ufti dan Fadly bersaing memperebutkan lampu hijau dari empat juri. Hasilnya, Ufti berhasil lolos setelah mendapat tiga lampu hijau. Fadly hanya mendapat satu lampu hijau, hingga ia pun harus mundur dari AKSI Indosiar.