Liputan6.com, Jakarta Tahun 2015, Indonesia disentak oleh satu peristiwa pilu dari sudut Pulau Bali, tentang pembunuhan sadis Engeline Megawe. Perhatian publik makin tertuju pada kasus ini, setelah terkuak bahwa justru orang-orang terdekat yang bertanggung jawab atas kematian bocah perempuan ini.
Lepas setahun setelah meninggalnya Engeline, tepatnya tanggal 21 Juli mendatang, film bertajuk Untuk Angeline akan dirilis di bioskop Indonesia. Seperti sudah bisa ditebak dari judulnya, film ini akan berbicara soal kasus pembunuhan bocah malang itu.
Advertisement
Baca Juga
Hanya saja, mengingat film ini diangkat dari kasus nyata yang telah begitu dikenal masyarakat, kira-kira apa ada hal baru yang dimuat dalam Untuk Angeline?
Laila Nur Azizah, penulis skenario Untuk Engeline menyebutkan bahwa film ini memberikan satu hal baru yang selama ini luput dari perhatian. "Yaitu perspektif ibu kandung korban. Selama ini di pengadilan tidak pernah diekspos," ujar Laila saat bertandang ke kantor Liputan6.com, di Jakarta Pusat, Selasa (19/7/2016).
Selain itu, ia menyebutkan bahwa Untuk Angeline akan mengangkat perspektif feminis dan sudut pandang korban. Untuk itu, salah satu hal yang dilakukan pihaknya adalah melakukan riset yang mendalam terhadap situasi dan orang yang terlibat dalam kasus ini. "Termasuk kami pergi ke lokasi kejadian," ujarnya.
Ia tak menampik bahwa Untuk Angeline awalnya mendapat banyak penolakan dari masyarakat. Namun karena film ini telah mendapat lampu hijau dari ibu kandung Engeline dan memiliki pesan moral untuk melindungi anak dari kasus serupa, produksi Untuk Angeline terus berjalan.
"Pemutarannya pun dilakukan setelah persidangan selesai, karena kita juga menghormati proses hukum yang berjalan," ujar Laila Nur Azizah.
Â