Liputan6.com, Jakarta Untuk kedelapan kalinya, ajang musik di alam terbuka, Jazz Gunung Bromo, kembali di helat pada 19 dan 20 Agustus 2016.
Sesuai namanya, yang membedakan festifal musik jazz ini dari yang lainnya, karena festival ini diadakan di atas gunung, dengan ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut. Karena berada diketinggian, suhu di sana pun sangat rendah.
Advertisement
"Jadi ini pagelaran jazz di tempat terbuka di Bromo. Hawanya dingin sekali, kalau malam bisa di bawah 10 drajat," ujar penggagas Jazz Gunung Bromo, Sigit Pramono di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2016).
Pagelaran ini sengaja dihelat pada Agustus karena sekaligus untuk merayakan kemerdekaan Indonesia di puncak Gunung Bromo.
"Ini kan dirayakan pas kemerdekaan, hanya selisih dua hari. Jadi kita pengin rayakan kemerdekaan di gunung. Pesta merdeka di puncak jazz raya. Jadi, di puncak gunung sambil berjazz ria," tutur Sigit menambahkan.
Diharapkan Jazz Gunung Bromo ini tidak hanya dihadiri oleh para pecinta musik jazz saja. Melainkan, bisa merangkul segala penikmat musik.
"Harapannya semoga ini bisa jadi bagian dari kebutuhan masyarakat siapapun mereka, jadi bukan hanya pecinta jazz saja," kata Sigit.
Perhelatan musik ini diprediksi akan dipadati oleh 2.000 orang. Selama dua hari, penikmat musik akan disuguhi oenampilan dari musisi terbaik seperti Dwiki Darmawa Jazz Connectomion, Ermy Kulit, Shaggy Dogg, The Groove dan masih banyak lagi.