Liputan6.com, Jakarta Kepengurusan Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) di bawah kepengurusan Gatot Brajamusti sempat dianggap tak terdengar. PARFI pun dianggap mati suri lantaran status kepengurusannya bersengketa dengan kepemimpinan periode sebelumnya.
Namun menurut pria yang disapa Aa Gatot, di bawah kepengurusannya PARFI sudah melakukan banyak program, baik di pusat mau pun di daerah.
"Konsolidasi ke daerah terus dilakukan, sepanjang kepengurusan sudah ada beberapa cabang dan DPD yang tadinya nggak ada sekarang ada. Dari 24 provinsi sekarang sudah ada 36 cabang. Itu berarti ada perkembangan. Kemudian ada terobosan dengan kegiatan gong perdamaian yang tanpa saya sadari dan ketahui, saya dipilih menjadi tokoh perdamaian dunia," ujar Aa Gatot kepada wartawan baru-baru ini.
Advertisement
PARFI adalah organisasi profesi keartisan film Indonesia suatu perkumpulan atau komunitas bagi para seniman seni peran film. "Parfi Juga turut memberikan pembinaan kepada insan film tentang seni peran melalui pendidikan dan latihan juga sarana lain yang akan dapat menunjang apapun kegiatan-kegiatan sosial yang mampu menjembatani hubungan para artis film dengan masyarakat nasional maupun internasional," ujarnya.
Selain itu, di bidang religi lanjut Aa Gatot, ada pengajian rutin bulanan PARFI yang diadakan setiap tanggal 18. "Malah sudah ada yang diberangkatkan umroh, baik pengurus atau pun anggota PARFI. Karena memang maju mundurnya PARFI itu ya tergantung akhlak dari orang-orangnya. Kalau akhlaknya baik ya tidak ada pemikiran buruk," jelasnya.
Menurut Aa Gatot, tidak ada keharusan bagi Ketua Umum untuk membuat film seperti yang dilakukannya. Dia mengklaim jika menjadi produser film adalah niatnya sejak lama sebelum menjadi ketua Umum PARFI.
"Setelah saya pelajari, sesungguhnya di AD/ART itu tidak mewajibkan ketua umum memproduksi film. Saya memproduksi film itu karena ada tuntutan batin. Selama ini sudah ada beberapa film seperti Azraq, DPO, Sayap Kecil Garuda dan Tanah Surga. Malah ada salah satu film yang mendapat piala Citra," ungkapnya.
Meski begitu, Aa Gatot tak menampik jika selama menjabat sebagai Ketua Umum, dia juga tak luput melakukan kesalahan. Dia pun berharap jika diberi kesempatan menjabat kembali, dia akan memperbaiki.
"Saya merasa sangat berdosa secara pribadi, saya merasa banyak membuat kesalahan selama menjadi Ketua Umum. Andaikan waktu bisa terulang lagi, saya ingin memperbaiki kesalahan baik yang disengaja atau pun tidak disengaja," tuturnya.
"Jika Tuhan memberikan kesempatan pada saya, diulang kembali waktu nya, saya ingin Tuhan memberhentikan waktu disaat saya berbuat kesalahan untuk segera memperbaiki," tandasnya.
Tak berbeda halnya dengan Ozzy SS, fungsionaris DPP Parfi bidang Infokom, dia menilai wajar jika ada perbedaan pandangan. Dia pun berharap momentum kongres dijadikan ajang silaturahmi untuk melahirkan gagasan cerdas dan berkualitas untuk menentukan arah maju-mundurnya PARFI 5 tahun kedepan. "Perbedaan bukan cermin permusuhan untuk sebuah proses demokrasi yang sehat," ucapnya .