Sukses

Adat Batak Iringi Penghormatan Jenazah Eddy Silitonga

Jenazah Eddy Silitonga akan disemayamkan di rumah duka Rumah Sakit Fatmawati hingga dimakamkan Sabtu (27/8/2016).

Liputan6.com, Jakarta Suasana Rumah Duka Kenanga 2 Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (25/8/2016), kembali riuh. Lantunan doa dan pujian dilakukan keluarga untuk mengiringi penghormatan jenazah penyanyi Eddy Silitonga.

Belasan kerabat melingkari tempat persemayaman penyanyi beraliran pop tersebut. Dua anak Eddy Silitonga, Marco dan Mario juga ikut meratapi.

Sejumlah kerabat berdoa disamping jenazah penyanyi senior Eddy Silitonga di rumah duka RS Fatmawati, Jakarta, Kamis (25/8). Belum lama ini, Eddy Silitonga memang tengah menjalani perawatan di RS karena penyakit jantung. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Tangisan keluarga kembali pecah ketika doa-doa adat Batak dilantunkan mengenang Eddy Silitonga. Sepanjang lagu rohani "Menjulang Nyata Atas Bukit Kala", isak tangis bergantian seraya mengungkapkan kesedihan mendalam.

Prosesi sekitar 30 menit itu diakhiri dengan penyelimutan jenazah Eddy Silitonga dengan kain ulos. Beberapa ucapan duka disampaikan keluarga Eddy Silitonga menggunakan bahasa Batak.

"Ada ibadah lainnya juga nanti. Tadi baru acara adat Batak," ujar anak Eddy Silitonga, Marco.

Hingga kini beberapa pelayat silih berganti mendatangi ruang persemayaman pelantun lagu "Mama" tersebut. Hingga dua hari ke depan, jenazah Eddy Silitonga masih akan disemayamkan sembari menunggu keluarga yang masih berada di luar kota.

Penyanyi senior Eddy Silitonga (Facebook)

"Dimakamkan Sabtu (27/8/2016) lusa di TPU Kampung Kandang, Jakarta Selatan. Masih menunggu keluarga yang belum datang," kata Marco.

Musikus senior Eddy Silitonga meninggal dunia di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (25/8/2016) pukul 00.05 WIB. Eddy Silitonga mengembuskan napas terakhirnya setelah berjuang melawan komplikasi penyakit, di antaranya jantung dan diabetes. Anak keempat dari 11 bersaudara ini menutup mata di usia 65 tahun. (Ras)

Video Terkini