Liputan6.com, Jakarta Seorang perempuan belia berjalan terseok-seok di dalam KTX (Korea Train Express) yang mengantar penumpang dari Seoul ke Busan. Ia tampak mengerang kesakitan dengan urat kebiruan yang menegang. Salah satu petugas wanita dalam kereta cepat ini, kemudian mencoba memberi pertolongan. Namun, secara mengejutkan lehernya dicabik. Rupanya, perempuan muda itu terinfeksi. Ia, berubah menjadi zombie.
Petugas wanita mulai kejang, leher dan mulutnya mengeluarkan darah. Dengan membabi buta, ia menyerang seluruh penumpang di depan matanya. Kala itu, Seok Woo (Gong Yoo) berada di dalam kereta yang sama bersama putrinya, Soo An (Kim Soo An). Niatnya, mereka hendak mengunjungi mantan istrinya di Busan. Dalam kondisi kereta yang penuh kepanikan, ia berusaha menyelamatkan diri dan anaknya.
Advertisement
Baca Juga
Kepanikan yang sama juga terlihat jelas dari raut wajah Sung Gyeong (Jung Yoo Mi), seorang perempuan yang tengah hamil besar. Suaminya, Sang Hwa (Ma Dong Sik) dengan seluruh upaya menyelamatkan sang istri dari kejaran segerombolan zombie yang terus merangsek maju.
Tak cuma di dalam kereta. Virus zombie meluluhlantakkan peradaban manusia di berbagai kota besar Korea Selatan. Salah satu kota yang masih aman, adalah Busan. Mampukah Seok Woo dan putrinya, Sung Gyeong, serta Sang Hwa lepas dari cengkeraman para zombie, dan sampai Busan dengan selamat?
Film garapan Yeon Sang Ho, bertema zombie apocalypse dengan genre thriller-suspense ini dibuat dengan alur yang sangat padat. Penonton bagai tak diberi kesempatan berkedip, dan dibuat tercengang selama 118 menit adegan demi adegan yang menegangkan. Ketegangan makin terasa karena didukung oleh unsur sinematografi yang dirangkai sedemikian rupa, hingga mampu menciptakan situasi dan kondisi yang amat tragis.
Selain rasa tegang, sang penulis naskah, Park Joo Suk, dan Yeon Sang Ho rupanya juga sukses membuat unsur cerita yang begitu melankolis menjelang akhir cerita. Sisi melankolis itu mampu menyentuh hati, sehingga bukan tak mungkin membuat penonton berurai air mata.
Meski bergenre thriller, Train to Busan, sarat akan nilai-nilai kemanusiaan. Melalui ceritanya, penonton diajarkan untuk peduli, tidak bersikap egois dan harus saling membantu walau dalam suasana genting sekalipun. Karena boleh jadi, mereka yang mementingkan dirinya sendiri dan mengabaikan yang lain, justru malah tidak akan selamat.
Film ini juga memberikan bumbu romansa lewat karakter yang dimainkan Ahn Soo Hee dan Choi Wook Sik. Manisnya hubungan mereka terlihat dari upaya keduanya untuk melindungi satu sama lain.
Meski kelihatannya sempurna, namun film ini masih memiliki celah. Terutama soal ujung pangkal maupun akhir malapetaka zombie tersebut yang masih kurang jelas.
Secara keseluruhan film ini sangat menarik untuk disaksikan, terutama untuk mereka yang memang hobi menonton film yang menghadirkan tema bencana dan zombie. Tak heran, di Korea Selatan sana, Train to Busan sudah mampu menembus angka 10 juta penonton, sejak dirilis pada bulan Juli lalu.
Selain dianggap sebagai salah satu film Korea Selatan tersukses secara finansial tahun ini, film ini juga telah diputar di Cannes Film Festival pada bulan Mei lalu. Di sana, Train to Busan juga mendapat apresiasi yang luar biasa dari pengamat. (Ufa/Des/Rtn)