Liputan6.com, Jakarta Grand Final Stand Up Comedy Academy 2 (SUCA2) Indosiar sudah di depan mata. Tiga komika terbaik telah terpilih setelah berhasil menyisihkan para pesaingnya sejak Babak 42 Besar. Hanya tinggal selangkah lagi, juara baru SUCA akan lahir.
Aci Resti (Tangerang), Wawan (Bekasi), dan Arafah Rianti (Depok) harus siap mengerahkan kekuatan materi terbaiknya untuk bisa menarik perhatian para juri yang bertugas menentukan terpilihnya sang juara. Lantas, siapa diantara ketiganya yang layak jadi juara?
Sebelum menyaksikan aksi ketiga komika ini di Grand Final yang akan ditayangkan Indosiar Jumat (9/9/2016) esok, berikut kami merangkum keunikan dan hal menarik dari ketiga finalis selama jalannya kompetisi. Dimana pula posisi mereka di Grand Final SUCA 2 nanti? Simak, pembahasannya disini.
Advertisement
Arafah Rianti
SUCA 2015 melahirkan Musdalifah Basri sebagai bintang, meski bukanlah sang juara. Perlu diketahui, Musdalifah hanya juara ke-3. Musdalifah bersinar sepanjang kompetisi, tak hanya karena ia satu-satunya komika wanita, tapi juga dianggap mengangkat pamor ajang stand up comedy yang baru pertama kali digelar Indosiar tersebut.
Hal sama disematkan pada Arafah. Popularitas gadis cantik berhijab ini melesat diantara 42 komika yang masuk babak utama. Arafah adalah ikon SUCA 2. Gosip miring pun menerjang. Arafah disebut-sebut dianak-emaskan, hingga komika lain cemburu. Lucunya, setiap komika lain melontarkan materi yang berkaitan dengan Arafah, komika tersebut mendapat atensi besar dari para juri, hingga penonton. Dengan kata lain, kebintangan Arafah mencipratkan rezeki buat para pesaing.
Meski mendapat liputan besar dibanding yang lain, Arafah tak nampak berubah. Ia tetap tampil polos tapi juga nyeleneh, seperti pertama muncul di panggung SUCA 2. Dan meski penampilannya kian hari makin menurun, kelahiran Depok, 2 September 1997 ini masih tetap difavoritkan pemirsa bakal jadi juara. Mungkinkah Arafah mampu kembali ke performa terbaiknya untuk menjungkalkan dua finalis lain? Kita tunggu saja aksinya di Grand Final SUCA 2.
Advertisement
Aci Resti
Tak ada yang mengira, komika wanita satu ini bakal begitu menggebrak di nyaris penghujung kompetisi. Mentornya, Arief Didu, bahkan masih tak habis pikir. Di awal, kelahiran Tangerang, 12 Agustus 1997 ini malah diremehkan oleh sang mentor sendiri. Kini, posisinya berubah. Aci justru jadi kandidat kuat juara SUCA 2, ketibang dua finalis lainnya.
Gadis berkaca mata yang santai dengan gaya tomboynya ini selalu tampil slengek'an. Celetukannya seperti lelaki, begitu kata salah satu juri, Abdel Achrian. Inilah yang menjadi kekuatan dan keunikan Aci yang asyik diikuti. Aci tak pernah tampil jaim. Ditambah lengkingan suaranya yang makin tinggi justru membuat materi yang ia bawakan makin pecah di panggung.
Aci sudah menorehkan rekor tersendiri di SUCA 2. Ia sudah menerima 3 kali standing ovation sempurna dari 5 juri dan 5 mentor. Selain Aci, tak ada yang melakukan ini sebelumnya. Melihat track record ini, meski kalah pamor dari Arafah (pengikut Instagramnya bahkan hanya berjumlah 15% dari milik Arafah), rasanya tak ada yang meragukan kualitasnya jika ia terpilih jadi juara SUCA 2.
Wawan
Dalam sebuah kompetisi, selalu muncul peserta yang tanpa diduga bisa menyingkirkan para unggulan. Di SUCA 2, Wawan-lah sang underdog. Pemilik nama lengkap Hernawan Yoga ini sebenarnya tak pernah diprediksi bakal sampai di Grand Final. Nama Wawan bahkan kalah pamor jika dibandingkan Raim LaOde, Anyun, atau Syamsuri yang sudah mencuri perhatian sejak awal.
Pemuda kelahiran Jakarta, 30 Maret 1988 ini besar di Bekasi. Gaya bicaranya yang khas anak Bekasi jadi ciri khas tersendiri buat Wawan. Di beberapa penampilan awal, Wawan kerap dikritik karena tampang galaknya. Namun, perlahan ia mampu tampil cair dan sukses membuat juri dan penonton lebih menikmati setiap aksi stand up-nya.
Di SUCA 2, Wawan termasuk komika yang mengalami kemajuan pesat tanpa pernah diperhitungkan. Posisinya di Grand Final nanti mungkin masih tetap sama, sebagai penantang serius. Namun, jika tak pongah dan tetap membumi, bukan hal mustahil rasanya kalau ia yang justru jadi pemenang pertarungan ini.
Advertisement