Sukses

Hari Ini, Final Festival Lagu Antikorupsi KPK di Yogyakarta

Akan kembali dipilih tiga band yang nanti akan maju ke babak nasional melawan finalis dari Bandung dan Surabaya.

Liputan6.com, Yogyakarta - Usai digelar di Bandung pada minggu lalu (10/9), kini giliran final Festival Lagu Antikorupsi KPK regional Yogyakarta diadakan hari ini. Acara akan digelar di Taman Budaya Yogyakarta pukul 14.00 WIB sampai selesai.

Festival Lagu Antikorupsi KPK

Seperti kota sebelumnya, regional Yogyakarta juga dipilih sejumlah 10 finalis. Mereka yang lolos adalah RED Pencil, SMC Band, Soelim Feat. Ucky, G Five, SUCOM, Refriends, Panda, Not Biru, Redo dan The Kon Sabar.  

Kali ini juri masih diisi oleh salah satu pimpinan KPK dan Erwin Prasetya (mantan bassis Dewa 19) yang nantinya juga akan bertindak sebagai produser. Minggu lalu di Bandung diwakilkan oleh wakil ketua KPK Saut Situmorang. Untuk juri dari tuan rumah diwakilkan oleh Stevanus Novan dari Monrever.

Regional Yogyakarta juga turut menampilkan bintang tamu kebanggaan kotanya, yakni kolektif post dangdut elektronika Libertaria serta komedian Mukti Entut. Acara ini dibuka gratis untuk umum.  

Sebelumnya minggu lalu di regional Bandung terpilih kuartet rock n roll My Stereo Ill dari Jakarta sebagai juara pertama. Lalu di posisi kedua Apeonic dari Jakarta dan Duo Alana di posisi ketiga. 

Para pemenang dan juri di Festival Lagu Antikorupsi 2016 di Bandung (Foto: Godham Perdana)

Nantinya ketiga band tersebut akan bersaing dengan tiga finalis dari regional kota Yogyakarta dan Surabaya di babak nasional, dan akan dibuatkan album kompilasi bertajuk Suara Antikorupsi (Saksi).

Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha, sebelumnya mengungkapkan kenapa memilih festival musik karena musik bisa menjadi salah satu pendekatan yang efektif. Khususnya bagi masyarakat berbagai lintas usia.

"Kami sangat menyadari bahwa untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas dengan demografi yang beragam, maka seni musik bisa menjadi salah satu pendekatan yang efektif dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemberantasan korupsi," ujar Priharsa saat berbincang dengan Liputan6.com beberapa waktu lalu.

"Karena seni itu bersifat universal, dapat dinikmati oleh semua lapisan usia," tukasnya.