Liputan6.com, Jakarta Hujan gerimis lama-kelamaan bertambah besar pada Sabtu malam, 17 September 2016. Di tengah amphitheater terbuka Setu Babakan Zona A, Srengseng Sawah, David Nurbianto tetap beraksi sebagai komika.
Dalam hatinya ia waswas, bagaimana jika hujan bertambah besar? Akankah penonton pulang, atau justru malah tetap menunggu dia?
"Lanjut atau terus, nih?" tanyanya kepada para penonton. "Lanjuuut," ujar penonton antusias.
Advertisement
Tak lama kemudian, duaaar, petir besar memekakkan telinga. Sebagian penonton mulai berlarian dari area terbuka itu, sementara David masih berdiri di tengah amphiteater.
Lama-kelamaan, cuaca tak mengizinkan lagi pertunjukan terus digelar. Para kru dan panitia pun segera ke belakang panggung untuk berembuk. "Saat itu perasaan gue udah campur aduk," kata David ketika berbincang dengan Liputan6.com, Senin, 19 September 2016. "Temen-temen pun reaksinya macam-macam, ada yang nangis dan sebagainya," dia menambahkan.
Berbagai hal mengemuka dalam diskusi intens panitia, mulai dari alternatif berhenti total atau berhenti sementara sampai hujan reda, membuat pertunjukan pengganti untuk penonton, hingga kekhawatiran penonton masih menunggu atau pulang.
"Ternyata penonton masih menunggu," ucap jebolan ajang stand up comedy di salah satu televisi swasta tahun 2014 ini.
Panitia lantas berkeliling dan bertanya pada para penonton, mencari tahu keinginan mereka. Rupanya penonton masih ingin pertunjukan berlanjut.
Didorong semangat dari Dicki dan Afif, serta pompaan keyakinan dari Ence Bagus, show director Rupa-Rupa Jakarta malam itu, pertunjukan tetap digelar. Jadilah David Nurbianto muncul di tengah amphiteater mengenakan payung.
"Stand up comedian yang pertama kali tur ke seluruh Tanah Air adalah Ernest Prakasa. Stand up comedian yang pertama kali tur di luar negeri adalah Panji Pragiwaksono. Tapi stand up comedian yang manggung di tengah hujan dan enggak ditinggal penontonnya adalah David Nurbianto," kata David yang langsung disambut tepuk tangan penonton.
Ya, bukan tanpa risiko David memilih Setu Babakan Zona A yang merupakan ruang terbuka. Namun seperti diutarakan di awal pertunjukannya, ia ingin memperkenalkan Setu Babakan sebagai ikon tempat kebudayaan Betawi. Nyatanya, memang banyak penonton pada malam itu yang baru pertama kali datang ke Setu Babakan.
Keseluruhan acara pun bisa dibilang sukses. Kolaborasi David Nurbianto dengan Afif--komika asal Tanah Abang--dan Dicki--komika asal Kemandoran, Rawabelong, berhasil mengocok perut penonton. Para penonton terpingkal-pingkal melihat celana Afif yang robek saat memperagakan silat, atau ketika Afif dan David jatuh bareng lantaran lantai yang licin sehabis hujan saat sedang adu main pukulan.
Special show David Nurbianto kemudian semakin dramatis lantaran ditutup dengan parade petasan dan kembang api serta penampilan Kojek Rapper Betawi yang membawakan single barunya, "Andai Gue Jadi Gubernur".
"Hujan membuat semuanya jadi memorable. Ditambah lagi gue terharu karena kemarin ternyata kru dan penonton saling menguatkan," ujar David Nurbianto.