Liputan6.com, Jakarta Ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) yang bakal digelar di kota Manado, Sulawesi Utara, 8 Oktober mendatang. Ketua Penyelenggara, Donny Damara pun mengakui jika perhelatan tahun ini berbeda dengan sebelumnya.
"Kalau dilihat secara global dan dibadingkan FFI (Festival Film Indonesia), di AFI kita melihat karya film secara utuh bukan teknikal secara individual. Kita bisa lihat ada sutradara terbaik atau aktor terbaik, yang tentunya bisa mencerminkan Indonesia. Paling tidak membawa nafas, konten Indonesia, kearifan lokal Indonesia," ujar Donny Damara saat ditemui di Manado beberapa waktu yang lalu.
Advertisement
AFI tahun 2016 ini memang untuk kali pertama dilaksanakan di luar Jakarta. Donny pun mengakui beberapa kesulitan yang dirasakannya saat menyelenggarakan acara ini.
"Repot sih. Karena memang tidak gampang mengkomunikasikan, mensinergikan, mengakomodir pesan dari pusat. Jadi harus cerdik menyikapinya, cerdik bukan berarti culas tapi lebih harus legowo. Semua orang ada kepentingan tertentu, bukan dalam konotasi negatif. Tapi juga harus ada prioritasnya," ujarnya.
Donny Damara pun berharap ajang-ajang perfilman Indonesia bisa melibatkan insan seniman Indonesia. Donny menganggap jika orang luar yang menyelenggarakan makan tidak akan sampai pesan yang akan dituju.
"Baru tahun ini AFI dan FFI pertama kali diswakelolakan pada orang/insan film karena biasanya ini kan dilelangkan. Swakelola itu juga nggak gampang harus ada rule nya A, B dan C. Yang harus disikapi oleh institusi dengan swakelola tidak harus selalu birokrasi menurut deret ukur, masalah pelaporan dan jangan terpaku dengan proses. Yang penting kegiatannya jalan," ujarnya.
Â