Liputan6.com, Jakarta Raffi Ahmad adalah fenomena. Perjalanan kariernya begitu berwarna seperti sorotan masyarakat pada kehidupan pribadinya. Eksis di dunia akting saat umur belum genap 17 tahun, dari Bandung Raffi Ahmad mencoba mengadu nasib sebagai artis muda sekaligus tulang punggung keluarga.Â
Menyusul meninggalnya sang ayah, Munawar Ahmad yang berdarah Pakistan, Raffi Ahmad menjelma sebagai kepala rumah tangga pencari nafkah bagi ibu dan dua adik perempuannya. Raffi remaja harus rela bolak-balik Jakarta-Bandung untuk menjalankan sekolah sekaligus kariernya sebagai artis muda di Ibu Kota.
Dalam bahasa spiritual agaknya lantaran tugas mulia itulah, Raffi Ahmad boleh dibilang tak pernah sepi job.Â
Advertisement
Â
Baca Juga
Wajah tampan, pembawaan riang, sekaligus punya kemampuan menghayati peran dengan baik membuat Raffi Ahmad bukan saja ditawari beragam judul film dan sinetron. Sejak beberapa tahun Raffi belakangan justru dikenal sebagai presenter televisi dengan bayaran mahal. Fenomena Raffi Ahmad pun terjadi.Â
Dalam satu hari pria kelahiran Bandung, 17 Februari 1987, bisa hadir di beberapa stasiun televisi sebagai bintang utama acara live. Mulai acara musik, live entertainment, kuis hingga berakting di sebuah judul FTV. Tak heran, pundi-pundi rupiah Raffi Ahmad pun menggelembung. Disebut-sebut dalam setahun puluhan miliar bisa diraih Raffi Ahmad sebagai nilai pendapatan dari berbagai kontrak kerja.
Sulung dari tiga bersaudara ini disebut-sebut sebagai artis muda berpenghasilan tinggi, lima tahun terakhir.
Namun, popularitas dan gosip pada diri artis seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Gemerincing rupiah dan juga sederet penghargaan sebagai artis yang ngetop, diiringi pula dengan sorotan kehidupan asmara yang kencang hingga tersandung masalah hukum. Siapa yang bisa lupa bagaimana panas dingin hubungan asmara Raffi dan Yuni Shara?
Atau, tentu Anda tentu masih ingat, beberapa tahun lalu Raffi Ahmad tersandung masalah hukum yaitu kepemilikan narkoba yang membuat Raffi harus mendekam di panti rehabilitasi Lido, Bogor, Jawa Barat, selama beberapa waktu. Kabarnya, untuk urusan hukum ini Raffi harus kehilangan sumber penghasilannya miliaran rupiah.Â
Â
Playboy Akhirnya Naik Pelaminan
Manisnya kehidupan mulai dicecap Raffi Ahmad saat mempersunting Nagita Slavina. Rekan sesama pesinetron itu rupanya bisa diyakini Raffi Ahmad untuk sama-sama naik ke pelaminan. Padahal, saat itu Raffi Ahmad kadung dicap sebagai playboy. Namun, jodoh orang siapa yang tahu?Â
Rupanya "surga dunia" itu tak lama dirasakan Raffi. Saat buah cinta mereka lahir, Rafathar Malik Ahmad, muncullah gelombang itu. Baru seumur jagung usia perkawinan, tapi badai besar datang menghantam biduk rumah tangga. Apalagi kalau bukan isu kedekatan Raffi Ahmad dan Ayu Ting Ting.Â
Beragam spekulasi yang muncul di media sosial sampai bisik-bisik di kalangan tertentu membuat isu Raffi-Nagita-Ayu menjadi tema paling "seksi" mengundang rasa penasaran masyarakat. Kekuatannya mungkin nyaris sama dengan rasa penasaran masyarakat tentang siapa sosok presiden yang akan terpilih atau isu nasional lain yang menyangkut kemaslahatan orang banyak. Raffi-Nagita-Ayu kadung menjadi isu nasional, selama beberapa bulan belakangan.
Dan, di sajian khusus tematik Liputan6.com, akhir pekan ini, kami sajikan untuk Anda gambaran fenomena itu. Selama dua hari, Sabtu (1/10/2016) dan Minggu (2/10/2016) kami sajikan enam artikel mendalam tentang sosok Raffi, termasuk beragam berita yang menyertai perjalanan kariernya.
Â
Jatuh bangun Raffi Ahmad sejatinya adalah cerminan sosok muda yang sedang bertarung dengan nasib. Bagi para fans, Raffi adalah idola yang pantas dikagumi karena etos kerja dan komitmennya pada profesi. Namun, bagi para haters, bisa jadi sebaliknya.
Namun, siapa yang pantas menghakimi sesama? Karena hanya Tuhan yang tahu apa yang sudah kita perbuat meski di dunia ada norma sosial yang harus dihormati selain norma hukum dan agama. Dan, sebagai seorang artis yang menjadi sorotan, konsekuensi sebagai panutan masyarakat yang harus selalu menjaga tingkah polah, seharusnya diterima sebagai risiko pekerjaan dan tak perlu gusar.
Jadi, para idola hati-hatilah dalam melangkah dan bertingkah polah. Itu di luar niat yang lurus dan sempurnanya ikhtiar sang idola dalam berkarya karena Anda selalu jadi target sorot mata masyarakat.
Advertisement