Liputan6.com, Jakarta - Di penghujung tahun 2015 lalu vokalis Green Day, Billie Joe Armstrong, sempat menyatakan lewat akun Twitternya bahwa ia ingin menghancurkan istilah pop punk. Saat itu Billie mencuit "Misiku di tahun 2016? menghancurkan istilah pop punk selama-lamanya."
Advertisement
Baca Juga
Hingga baru-baru ini Billie Joe menjelaskan pernyataannya tersebut, mengapa ia ingin menghancurkan aliran musik yang kerap dilabelkan kepada Green Day itu.
"Saya selalu benci istilah pop-punk. Menurut saya itu adalah sebuah kontradiksi. Kalau kamu punk ya punk, kalau tidak ya tidak. Tweet itu tidak bermaksud menyinggung band tertentu, hanya istilah itu terlalu aneh bagi selera saya," beber Billie Joe kepada Kerrang.
Pelantun "Revolution Radio" itu menambahkan bahwa ia datang dari kancah musik dengan band yang beragam.
"Tidak ada dua band yang terdengar sama. Tidak ada yang terjun ke satu musik tertentu. Kami semua berbeda. Setiap band yang bagus awalnya mengulik apa yang dilakukan oleh band bagus lainnya, dan itu tidak masalah bahwa band-band itu berbeda satu sama lain. Sebenarnya itu malah penting kalau kami terdengar berbeda dari lainnya. Dan kini kita punya pop-punk. Dan saya benci istilah itu, tidak memiliki keragaman," tutur vokalis 44 tahun itu.
Sementara itu, Billie Joe Armstrong baru saja membintangi film Ordinary World di mana ia memerankan seorang ayah dua anak yang mencoba bertahan dengan realitas, setelah band yang ia dirikan mengalami nasib yang tidak jelas.
Film itu menjadi film perdana di mana Billie Joe menjadi peran utama. Sebelumnya ia hanya memerankan peran pembantu dan cameo. Ordinary World akan dirilis pada 14 Oktober nanti di Amerika Serikat.
Green Day sendiri akan merilis album terbarunya, Revolution Radio, pada 7 Oktober besok. Album kedua belas mereka itu memuat single yang telah dilepas seperti "Bang Bang" dan "Still Breathing."