Liputan6.com, Jakarta Sepanjang kariernya di dunia keaktoran, Tom Cruise sudah menghidupkan berbagai macam karakter. Mulai dari vampir penuh gairah, agen olahraga romantis, pembunuh bayaran psikopat, sampai ayah yang mati-matian melindungi ketiga anaknya saat alien menyerang bumi, semuanya diperankan dengan baik oleh Tom Cruise.
Meski telah memerankan beragam peran yang menarik ini, barangkali “topeng” Tom Cruise yang paling melekat di benak publik adalah karakter jagoan tahan banting. Mungkin, ini gara-gara popularitas karakter Ethan Hunt dalam Mission Impossible yang tahun 2018 nanti bahkan akan sampai pada film keenamnya.
Advertisement
Baca Juga
Terakhir, Tom Cruise kembali mengenakan topeng jagoan, namun bukan sebagai agen IMF yang muncul dengan musik pengiring yang ikonis tersebut. Kali ini ia muncul sebagai Jack Reacher, mantan anggota militer yang tangguh dan cerdas. Film bertajuk Jack Reacher: Never Go Back ini, adalah sekuel dari film pertamanya, Jack Reacher, yang rilis tahun 2012.
Sama-sama jagoan berotot kawat dengan kecerdasan tinggi, kira-kira apa perbedaan Ethan Hunt dan Jack Reacher?
Pertama-tama, Jack Reacher adalah seorang mantan militer penyendiri yang berkelana dari satu motel ke motel lain. Jangankan perangkat canggih, ia cuma punya beberapa puluh dolar di kantongnya. Namun, itu tak menghentikannya menindak kejahatan.
Aksinya ini dibantu oleh seorang mayor perempuan di kesatuan yang telah lama ia tinggalkan, Susan Turner (Colbie Smulder). Meski tak pernah bertemu muka dan hanya berhubungan via telepon, Jack ternyata tertarik pada Mayor Turner. Ia bahkan menuju Washington D.C demi kencan makan malam dengan wanita tersebut.
Namun sesampainya di kantor Turner, ternyata wanita itu dipenjara dengan tuduhan sebagai mata-mata. Merasa ada yang tak beres, Jack Reacher lantas membobol penjara tempat Mayor Turner ditahan, lalu kabur bersamanya. Keduanya lantas mengungkap konspirasi berbahaya mengenai jual beli senjata yang melibatkan para pejabat penting militer. Mereka juga dikejar oleh seorang pembunuh berbahaya yang berambisi mengalahkan Reacher.
Premis protagonis yang menjadi buruan karena satu kasus berbahaya, jelas bukan hal yang baru di film laga. Tak hanya itu, adegan laga ternyata tak terlalu dominan dalam film ini. Adegan baku pukul hingga ledakan memang tetap ada. Namun sang sutradara sekaligus penulis naskah, Edward Zwick, memilih untuk tak menampilkan adegan laga yang berlebihan demi memanjakan penonton. Ada pun koreografi pertarungan tak terlalu diperlihatkan secara detail, sehingga tak terasa begitu istimewa meski masih mampu memacu adrenalin.
Yang menarik dari Jack Reacher, justru menyaksikan kecerdasan dan taktik apa yang akan ia gunakan demi menjalankan aksinya. Salah satu yang paling menegangkan, adalah kala ia membobol penjara militer.
Hal lain yang ditampilkan Jack Reacher: Never Go Back adalah subplot mengenai Samantha Dayton (Danika Yarosh), gadis remaja yang diperkirakan sebagai anak Jack Reacher. Jack Reacher yang menjalani hidupnya sendirian, tiba-tiba dihadapkan oleh sebuah tanggung jawab baru sebagai seorang ayah.
Jack Reacher menemukan semacam "Mini Me", manusia yang punya sifat begitu mirip dengannya, dalam wujud gadis muda berambut pirang. Dinamika hubungan keduanya juga lebih menarik dan berkembang ketimbang hubungan Reacher dengan Turner. Penonton diperlihatkan bahwa pria berotot baja ini, diam-diam punya hati yang lembut.
Jack Reacher: Never Go Back yang mulai tayang di Indonesia sejak Rabu (19/10/2016) ini sedikit terasa begitu terburu-buru di bagian awal. Di beberapa bagian, Anda bahkan harus sedikit masa bodoh—atau bahasa kerennya menerapkan suspension of disbelief—dengan sejumlah hal yang tak masuk logika atau terburu-buru di film ini. Setidaknya, hal ini tak terlampau mengganggu kenikmatan menonton film ini.
Bila Anda penonton yang doyan dengan film laga bersalut drama yang kental—dan juga Tom Cruise sebagai seorang jagoan—Jack Reacher: Never Go Back bisa jadi pilihan.