Sukses

Rogue One: A Star Wars Story, Drama Perang Bintang Rasa Baru

Rogue One: A Star Wars Story menghadirkan warna suram terhadap franchise film Star Wars.

Liputan6.com, Jakarta - Penantian para pecinta Star Wars akhirnya tuntas. Spin-off perdananya yang berjudul Rogue One: A Star Wars Story kini sudah bisa disaksikan di bioskop-bioskop Tanah Air. Film ini sebelumnya dijanjikan bakal memiliki warna yang sangat berbeda ketimbang tujuh film Star Wars lainnya.

Memang, setelah disaksikan, Rogue One: A Star Wars Story memiliki nuansa yang sangat suram. Sejak awal cerita, film ini sudah menandakan bakal berfokus kepada aliansi pemberontak yang menentang Kekaisaran Galaksi. Meskipun pembukaan film ini sempat berjalan lambat dan sedikit membingungkan, namun memasuki pertengahan film, penonton langsung mendapat serangan bertubi-tubi dari sutradara Gareth Edwards.

Rogue One: A Star Wars Story. (Collider)

Cerita Rogue One: A Star Wars Story mengambil waktu bertahun-tahun setelah Star Wars Episode III: Revenge of the Sith dan berada dekat sebelum kejadian dalam Star Wars Episode IV: A New Hope. Maka tak heran berbagai tampilan karakternya mendekati Episode IV yang aslinya tayang pada 1977.

Rogue One: A Star Wars Story sendiri berkisah tentang Jyn Erso (Felicity Jones), prajurit pemberontak sekaligus kriminal yang diutus oleh aliansi untuk terjun ke misi berbahaya. Jyn harus memikul beban untuk mencuri rencana pembuatan Death Star, senjata pemusnah massal milik Empire yang dapat menghancurkan sebuah planet. Berkat bantuan dari prajurit kubu pemberontak serta beberapa rekan lain, Jyn langsung menjadi bagian dari sesuatu yang sangat besar melebihi perkiraannya.

2 dari 2 halaman

Tak Hanya Jyn Erso

Dari sinopsinya, Rogue One: A Star Wars Story terlihat berfokus pada karakter wanita Jyn Erso. Namun jangan salah, bukan hanya Felicity Jones yang menjadi perhatian. Akting Diego Luna, Donnie Yen, hingga Mads Mikkelsen pun patut mendapat nilai plus.

Acungan jempol ditujukan buat Donnie Yen, aktor Hong Kong yang tak hanya pamer kemampuan bela diri Tiongkok. Yen juga berhasil mengundang gelak tawa kita dalam film ini melalui berbagai momen komedi di tengah alur ceritanya yang sangat kontras dengan Star Wars Episode IV hingga VI.

Para bintang Star Wars: Rogue One. (dok. Disney/LucasFilm)

Alur cerita Rogue One: A Star Wars Story juga sukar ditebak. Bahkan di sebagian besar momennya, para penonton seolah tak diberi kesempatan untuk mengira-ngira apa yang akan terjadi selanjutnya. Tak ada unsur deja vu seperti halnya Star Wars: The Force Awakens yang alurnya hampir serupa dengan Star Wars Episode IV.

Rogue One: A Star Wars Story juga memasukkan cukup banyak penghormatan terhadap trilogi klasiknya (Episode IV-VI). Misalnya saja, ada kemunculan beberapa karakter klasik yang tak terduga dalam film ini, bahkan akhir film pun merujuk pada Episode IV.

Star Wars Episode IV: A New Hope,  Dalam film ini sekelompok pejuang kemerdekaan bernama Rebel Alliance berencana menghancurkan stasiun luar angkasa Death Star, sebuah senjata yang dibuat Galactic Empire yang jahat. (onscreenow.fr)

Kisah Rogue One sempat digambarkan singkat dalam opening crawl (teks pembuka) film Star Wars Episode IV. Namun begitu, adegan pembuka Rogue One tak memiliki opening crawl sama sekali. Fokusnya bahkan langsung berpusat kepada senjata maut Death Star yang dibuat mirip dengan versi klasiknya.

Singkat kata, Rogue One: A Star Wars Story berhasil menggebrak pakem Star Wars yang selama ini tak banyak memberikan warna suram di dalamnya.

Rogue One juga berhasil memadukan momen heroik, bahagia, sedih, hingga tawa sekaligus. Jadi buat yang sangat menyukai film fiksi sains terutama franchise Star Wars dengan cita rasa baru, Rogue One bukan pilihan yang salah.