Liputan6.com, Yogyakarta - Kalau sedikit dihitung, empat tahun sudah The Rain puasa merilis album. Belasan lagu bernuansa rindu dan patah hati yang pernah mereka luncurkan pelan-pelan masuk ke koleksi tembang kenangan para generasi 2000-an. Terutama single "Jangan Pergi" selaku peluru pertama mereka di industri musik Tanah Air.
Dalam jeda yang sekian lama, band besutan Indra (vokal, gitar), Aang (drum), Ipul (bass) dan Iwan (gitar, vokal) ini berhasil menemukan arah baru.
Advertisement
Baca Juga
Hal itu terlihat dengan meluncurnya lagu "Terlatih Patah Hati" (2013), "Gagal Bersembunyi" (2014), serta "Penawar Letih" di tahun 2015. Tiga single ini kemudian menjadi jembatan para fans untuk kembali mendengarkan The Rain. Tentunya dalam perspektif yang lebih luas.
Di poin ini, fans dan band seolah sedang mencari titik temu. Pencarian itu akhirnya dijawab dengan rilisnya album Jabat Erat. Sebuah pertemuan The Rain dengan fans setia, serta generasi baru yang jatuh hati pada trilogi single mereka.
Perlu diketahui, album ini bukanlah sekedar media nostalgia semata. Delapan lagu baru yang disajikan The Rain memiliki komposisi yang jujur tanpa tergiur untuk bermain di ranah elektronik. Lirik-lirik yang ditawarkan juga terdengar lugas dan cenderung mengarah ke pemikiran yang lebih positif.
Yang pasti, entah disengaja atau tidak, kesemua liriknya seolah mempunyai ikatan yang dekat dengan kehidupan para pendengarnya. Sebut saja di antaranya Ode Penyembuh Luka, Jawaban Paling Indah, atau Untuk Ayah Ibuku yang boleh jadi akan begitu mengena bagi banyak orang.
Intinya, kalau mengoleksi album terpopuler di 2016, jawabannya mungkin bukan The Rain. Tetapi kalau ingin mencari teman untuk mengenang perjalanan, album ini adalah sahabat yang tepat.