Liputan6.com, Jakarta Buku karya Moammar Emka, Jakarta Undercover dituangkan dalam bentuk film berjudul sama dengan sentuhan sutradara Fajar Nugros. Film yang mengangkat tema gaya hidup di Jakarta itu akan tayang pada 23 Februari 2017 mendatang.
Seperti isi buku, film produksi Grafent Pictures dan Demi Istri Production itu juga akan menyajikan sisi lain dari kehidupan sehari-hari masyarakat urban di Jakarta. Tentu dilengkapi dengan adegan seksi yang menggambarkan kehidupan dunia malam serta orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Advertisement
Baca Juga
Meski dihiasi dengan berbagai adegan panas, sineas Jakarta Undercover tidak khawatir filmnya akan terlalu banyak disensor, atau bahkan dibatalkan tayang. Mereka telah menentukan batasan untuk penayangan adegan-adegan tersebut.
"Kami dari awal, materi buku dan filmnya memang 17 tahun ke atas. Disensor itu kan kalau kita bikin konten 17 tahun ke atas tapi mintanya (kepada Lembaga Sensor Film) 13 tahun," akat Fajar Nugros, saat ditemui di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (24/1/2017).
Lagipula, menurut Fajar, benang merah dalam buku undercover yang kemudian dituangkan ke dalam film memang menampilkan sisi gelap dari gaya hidup masyarakat Jakarta. Mustahil bila visualisasinya tidak menampilkan aktivitas para pekerja seks komersial (PSK) yang memang menjadi tokoh sentral dalam cerita tersebut.
"Kita mau nunjukin maknanya kan, kalau judul film Ada Hantu di Sekolah, tapi enggak ada hantunya, penonton pasti protes. Dan ini juga adegan panas buat kekuatan film, bukan untuk pamer atau sok-sokan," jelas Fajar Nugros.