Liputan6.com, Jakarta - Tommy Page, salah satu penyanyi pop era 1990-an telah menghiasi dunia musik internasional selama lebih dari seperempat abad. Sebelum meninggal pada Jumat (3/3/2017), pria kelahiran Glen Ridge, New Jersey itu telah merilis tujuh buah album yang menyejukkan telinga para pendengar musik.
Semasa mudanya, Tommy Page yang besar di West Caldwell, sempat mengenyam bangku pendidikan di James Caldwell High School. Di usianya yang ke-16, Tommy Page pernah bekerja sebagai petugas ruang ganti di kelab malam populer di New York yang bernama Nell's. Ia sempat membawakan mantel milik Whitney Houston, Rob Lowe, dan Beastie Boys.
Advertisement
Baca Juga
Berkat pekerjaannya itulah Tommy Page bisa memperdengarkan demo lagunya melalui DJ kelab tersebut. Alhasil, langkahnya itu membuat Tommy Page diperkenalkan oleh pendiri Sire Records, Seymour Stein yang pernah menangani artis-artis besar seperti Madonna dan The Ramones.
Di usianya yang ke-18, Tommy Page sudah diminta membuatkan lagu untuk tema film Shag. Lagu berjudul "The Shag" itu, akhirnya didapuk menjadi single pertamanya. Meskipun begitu, lagunya tak dimunculkan pada album perdananya yang rilis pada 1988. Namun, di album yang berjudul namanya itu, Tommy Page, memiliki single andalan yang mendunia, "A Shoulder to Cry On".
Di album kedua, Paintings in My Mind, Tommy Page mendedikasikan karyanya yang rilis pada 1990 itu kepada sang nenek. Single "I'll Be Your Everything" membawanya berkolaborasi dengan dua personel New Kids on the Block, Jordan Knight dan Danny Wood. Personel New Kids on the Block lainnya, Donnie Wahlberg, ikut menyumbangkan lagu berjudul "Don't Give Up on Love" dan berkolaborasi dalam "Turn on the Radio".
Di album selanjutnya, Tommy Page terlibat pembuatan lagu bersama Michael Bolton dan Diane Warren dengan sentuhan orkestra. Setelahnya, ia merilis sebuah album berjudul A Friend to Rely On yang didedikasikan kepada para penggemarnya di seluruh Asia. Penyanyi kelahiran Taiwan, Sally Yeh, mendapat kehormatan untuk berkolaborasi dalam lagu "Dreaming of You". (fei)
Fokus di Asia
Setelah merilis album Time pada 1994, Tommy Page lebih berfokus pada pasar Asia. Bahkan, ia menandatangani kontrak dengan label rekaman Jepang Pony Canyon Records. Pada 1995, ia merilis album kompilasi pertamanya yang berjudul Greatest Hits: Dedicated to You.
Fokusnya kepada pasar Asia, ditunjukkan di album Loving You yang rilis pada 1996. Di situ, ia mengajak penyanyi Malaysia Amy Mastura untuk lagu "The Best Part". Empat tahun kemudian, album Ten 'Til Midnight dirilisnya. Ini juga menjadi album Page pertama yang dirilis secara online. Internet dimanfaatkan penuh oleh Tommy Page pada awal 2000. Terbukti pada tahun 2003 ia menjual DVD berisi videoklip lagu-lagunya melalui situs resminya.
Selain bernyanyi dan membuat lagu, Tommy Page juga memiliki jasa yang besar terhadap beberapa musikus top dunia. Pada 2011, ia sukses menjadi eksekutif Warner Bros. Records dan bergabung sebagai publisher Billboard. Di situ, ia membantu karier Michael Buble, Alanis Morissette, Josh Groban, dan Green Day.
Dari situlah ia memegang peran yang sangat besar selama dua tahun dan bertanggung jawab penuh untuk meluncurkan mereka kembali yang berbuah kesuksesan besar. Sebagai publisher, ia sempat menciptakan fitur baru seperti Industry Icon Award serta Power 100 List.
Pada 2015, Tommy Page merilis ulang lagunya yang berjudul "I Break Down 2015". Lagu tersebut bertempo lebih lambat dari versi aslinya yang rilis pada 1990. Juni 2016 lalu, ia merilis album berisi 18 lagu balada terbaik berjudul My Favorites yang hanya dirilis melalui situs resminya.
Advertisement
Mengunjungi Indonesia
Selama berkarier sebagai penyanyi, Tommy Page juga beberapa kali mengunjungi Indonesia. Ia sempat tampil pada 2013 di Jakarta dan kembali ke ibu kota pada 29 dan 30 Mei 2015. "Aku selalu ingin kembali lagi ke negara yang aku cintai ini. Indonesia adalah tempat yang dekat di hati saya. Para penggemar di Indonesia luar biasa dan menurutku, mereka adalah yang terbaik," katanya kepada awak media pada Mei 2015 lalu.
"Saat aku melakukan konser di Singapura pada Februari tahun ini, aku berjumpa dengan banyak fans dari Indonesia yang sengaja terbang ke Singapura hanya untuk menonton pertunjukan saya. Aku tahu bahwa aku pasti harus kembali ke Indonesia lagi," lanjutnya. Konsernya kala itu turut melibatkan penyanyi muda Angel Pieters.
Setahun kemudian, Tommy Page kembali mengunjungi Indonesia. Bahkan, tak hanya Jakarta yang disambanginya. Ia juga turut menginjakkan kaki di kota Solo, Jawa Tengah. Ketika tampil di dua kota itu, Tommy Page mendapat kehormatan untuk tampil bersama salah satu diva terbaik Tanah Air, Titi DJ. Konser tersebut menjadi tak terlupakan bagi fans Tommy Page di Indonesia karena itu menjadi penampilan terakhirnya di Tanah Air.
Sebelumnya, Tommy Page yang ditemukan tak bernyawa, diduga tewas karena bunuh diri pada Jumat lalu, seperti disampaikan Billboard.com, Sabtu (4/3/2017). Tommy Page meninggal dunia pada usia 46 tahun. Penyanyi yang lahir pada 24 Mei 1970 ini, meninggalkan tiga orang anak yang dibesarkan bersama pasangannya, Charlie.