Liputan6.com, Jakarta Saat ini, film erotis yang terkenal adalah Fifty Shades of Grey. Dengan menampilkan berbagai posisi seks yang membuat penonton dikabarkan berkeringat dingin.
Baca Juga
Advertisement
Alasannya, film Fifty Shades of Grey yang dilanjutkan dengan sekuelnya, Fifty Shades Darker juga memberikan penonton pengalaman melihat simulasi seks dengan cara baru, berbagai adegan. Tak hanya film Fifty Shades of Grey saja yang memang dikenal erotis, beberapa film lainnya dengan berbagai genre juga menampilkan adegan seks.
Lihat saja contohnya, film superheroes seperti X-Men atau Wolverine yang menampilkan adegan ranjang. Padahal, film tersebut ditonton semua usia.
Berbeda dengan sebelumnya, film klasik disebut-sebut memiliki `kualifikasi` tersendiri mengenai adegan seks. Meski terlihat simple dengan gaya yang biasa, penonton dikabarkan menikmatinya.
Beberapa film ini bahkan disebut adegan seks terbaik versi Telegraph. Apa sajakah itu?
Ecstasy (1933)
Ecstasy, film yang tayang 1933 silam diperankan Hedy Lamarr, Aribert Mog, dan Zvonimir Rogoz. Ceritanya mengenai wanita bernama Eva yang menikah dengan seorang pria dari kalangan terhormat. Namun Eva menemukan kejanggalan pada suaminya, memilih meninggalkannya.
Suatu hari, Eva bertemu dengan seorang pria tampan, keduanya jatuh cinta. Film ini dianggap sebagai karya yang mendobrak kesopanan pada saat itu.
Telepraph menuliskan, ada sebuah adegan yang memperlihatkan ketika Eva tengah merasakan hasrat yang membumbung tinggi. Pada masa itu, wanita membicarakan mengenai seks disebut tidak terhormat.
Lebih dari 80 tahun, adegan dalam film Ecstasy ini dianggap paling fenomenal. Alasannya, adegan yang dilakukan Eva dianggap seksi.
Advertisement
In the Realm of the Senses (1976)
In the Realm of the Senses merupakan film besutan jepang dan Prancis yang tayang 1976 silam. Setting dalam film ini adalah di tahun 1930-an.
Ceritanya mengenai kisah cinta antara mejikan dan pelayannya. Jangan bayangkan cerita ala Cinderella dalam film ini, berakhir tragis dan penuh kekejaman.
Film ini diperankan: Tatsuya Fuji, Eiko Matsuda, dan Aoi Nakajima. Dalam sebuah adegan, terlihat Tatsuya Fuji penuh hasrat melakukan pemanasan sebelum berhubungan intim. Sambil merokok, sang aktor melihat penuh hasrat kepada lawan mainnya. Telegraph menyebut adegan tersebut "tak lekang oleh waktu".
Film tersebut dianggap mendobrak budaya masyarakat Jepang, pemain merupakan artis asal negeri sakura, yang masih mempertahankan budaya luhur nenek moyang. Tatsuya Fuji meninggal 2013 silam. Hingga saat ini, film tersebut tidak diperkenankan tayang di Jepang dianggap sangat vulgar.
The Postman Always Rings Twice (1981)
The Postman Always Rings Twice, film yang tayang 1981 silam, diperankan sederet artis ternama Hollywood: Jack Nicholson, Jessica Lange, John Colicos. Ceritanya mengenai perselingkuhan seorang wanita dengan pemilik restoran.
Perselingkuhan tersebut membuat keduanya dimabuk asmara, berujung sebuah rencana jahat. Suami dari wanita tersebut akan dihabisi untuk memuluskan perjalanan cinta mereka.
Adegan yang dilakukan Jack Nicholson dan Jessica Lange pada tahun 1981 dianggap level baru di industri hiburan. Keduanya terlihat berciuman hingga bergulat di atas ranjang dengan penuh hasrat.
Laman Telegraph menyebut, adegan mereka tak tergantikan. Adegan itu tetap menarik ditonton hingga saat ini. Sebelum era adegan vulgar yang marak di film Hollywood, Jack Nicholson dan Jessica Lange telah melakukannya lebih dulu.
Advertisement
9½ Weeks (1986)
Film 9½ Weeks tayang 1986 silam, dibintangi Mickey Rourke, Kim Basinger, dan Margaret Whitton. Ceritanya mengenai seorang wanita yang terlibat `Cinta Satu Malam` dengan seorang pria.
Rupanya kenikmatan dan sensasi merasakan hasrat yang terlepas itu membuatnya terbuai. Tanpa mengetahui latar belakang si pria, wanita tersebut sudah sangat bergantung dengan pria tersebut.
Mereka saling terikat karena hubungan intim. Hal yang mereka ketahui adalah berbagai gaya dan permainan seks. Film ini dianggap sangat vulgar, mendobrak di industri hiburan saat itu.
Laman Telegraph menulis, 9½ Weeks memberikan nuansa berbeda kepada penonton dengan gaya yang unik dari permainan Kim Basinger dan Mickey Rourke. Bahkan, terdapat adegan tak terlupakan di film ini, saat Kim Basinger melayani Mickey Rourke dengan sepenuh hati.