Liputan6.com, Jakarta Beberapa tahun lalu, perfilman adalah dunia yang sama sekali asing bagi Nurfadillah Dilla, seorang dara asal Makassar. Bahkan saat ia sempat merasa ketakutan saat pertama kali diajak untuk membintangi film lokal di daerahnya, Uang Panai.
"Saya takut saja waktu itu dikira mau diculik, ya kan," ujar Nurfadillah Dilla saat bertandang ke kantor Liputan6.com di Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Kekhawatirannya ini muncul, karena selama ini ia jarang mendengar sineas Makassar yang berani membuat film dalam skala yang relatif besar.
Advertisement
Baca Juga
Namun, ia lantas memberanikan diri terlibat dalam film ini, dan berperan sebagai salah satu karakter yang bernama Risna. Ternyata, Uang Panai yang dirilis pada Agustus tahun lalu, sukses besar. Film yang disutradarai Asril Sani dan Halim Gani Safia ini berhasil meraup lebih dari 400 ribu penonton. Ini, adalah angka yang terbilang fantastis, terutama untuk ukuran film lokal.
Kesuksesan ini mengantarkan Nurfadillah Dilla pada film keduanya yang rilis tahun ini, Silariang. Dalam film ini, ia kebagian peran pendukung yang bernama Ati. Silariang pun terbilang cukup sukses. Sejak dirilis pada 2 Maret lalu, kini film tersebut telah menembus 175 ribu penonton.
Tentu hal ini membuat perempuan kelahiran 10 Agustus 1996 ini bahagia. Tak hanya soal kebanggaan karena filmnya masuk box office Tanah Air, namun juga ia membantu memperlihatkan kebiasaan yang terjadi di daerahnya.
"Seperti Uang Panai itu kan tentang uang mahar," ujarnya. Ia mengatakan di Makassar, bukan hal yang aneh bila uang mahar mencapai angka Rp200 juta - 1 miliar. Bila si gadis memiliki pendidikan tinggi dan berkarier cemerlang, angka uang mahar pun terus meroket.
"Tapi bukan berarti itu menjual anak ya. Maharnya itu penanda dia bukan orang biasa. Maharnya itu adalah bobot keluarga dia," ujarnya.
Keberhasilan demi keberhasilan film yang , membuka jalan perempuan yang akrab dipanggil Illa ini di dunia hiburan. Kini, ia terlibat dalam pembuatan dua film nasional. Salah satunya, adalah film kolosal dan ia akan berhadapan dengan Shaheer Sheikh.
Meski sudah sukses mendapat peran-peran di film nasional, bukan berarti Nurfadillah Dilla lantas melupakan perfilman Makassar. Ia mengaku tetap membuka diri bila diajak bermain film oleh sineas-sineas dari daerahnya.
"Selama masih mampu, kalau ada waktu luang, akan diusahakan. Ya, seperti kacang enggak lupa kulitnya," kata Nurfadillah Dilla.