Sukses

Hari Film Nasional, Lola Amaria Akui Potensi Film Daerah

Di Hari Film Nasional tahun ini, para sineas muda tanah air nampaknya dapat berbangga diri.

Liputan6.com, Jakarta Tanggal 30 Maret adalah hari spesial di dunia film Indonesia. Pasalnya sejak tahun 1962 hari itu telah ditetapkan oleh Dewan Film Nasional sebagai Hari Film Nasional.

Hari ini sengaja dipilih karena di tanggal tersebut merupakan hari pertama pengambilan gambar film Darah dan Doa, karya Usmar Ismail yang ditahbiskan sebagai film nasional pertama.

Media Visit Cast film Labuan Hati (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)


Di Hari Film Nasional tahun ini, para sineas Tanah Air nampaknya dapat berbangga diri. Pasalnya saat ini perkembangan film Indonesia semakin menunjukkan hasil yang baik. Bahkan sineas dari berbagai daerah di Indonesia saat ini juga sudah mulai menunjukkan kemampuannya.

Sebagai seorang sineas, Lola Amaria melihat  bahwa film daerah memang memiliki potensi yang sangat bagus. "Film daerah memang memiliki potensi yang sangat bagus saat ini," ungkapnya saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Menurut Lola Amaria, untuk mendapatkan jumlah penonton yang banyak, film daerah tak perlu memaksakan diri untuk tayang di Ibu Kota. "Kalau menurut saya film daerah yang mengedepankan tentang budaya sebaiknya diputar di daerahnya sendiri. Misalnya, film dari daerah Sulawesi Selatan, ya, diputarnya di daerah itu aja," kata dia.

Lola Amaria kemudian memberikan contoh film Uang Panai yang berhasil disaksikan 500 ribu penonton di Sulawesi Selatan. Selain itu, film tersebut juga berhasil bertahan selama satu bulan di daerah itu.

IBOMA 2017 (Deki Prayoga/bintang.com)

Walaupun demikian, Lola Amaria masih menyayangkan jumlah layar bioskop yang masih kurang di Indonesia. "Karena semakin ke sini semakin banyak film yang diproduksi. Karena kalau layarnya sedikit harus ada film yang dikalahkan jika film baru keluar. Walaupun terkadang penontonnya masih banyak tetap saja harus ngalah," imbuhnya.