Liputan6.com, Jakarta Sebuah komunitas Reggae memiliki cara untuk membuat Jakarta bebas sampah. Komunitas musisi reggae yang tergabung dalam Indonesian Reggae menawarkan konsep dengan melakukan konser yang dibayar dengan sampah. Apa maksudnya?
"Bukan berarti kita manggung dibayar sampah, tapi dibayar pemerintah lah. Maksudnya, konser yang disuguhkan itu diperuntukkan untuk masyarakat yang sudah membuang sampah dengan benar," ujar Conrad 'Good Vibration', musisi reggae yang ikut hadir dalam diskusi 'Semangat Pemuda Reggae, Semangat Pemuda Cinta Damai' di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Minggu (16/4/2017).
Advertisement
Pembiayaan konser itu sendiri kata Conrad, ditanggung oleh pemerintah melalui bank sampah yang sudah ada dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).
Baca Juga
"Jadi misalnya, kelurahan Penjaringan bersih karena warganya tidak membuang sampah sembarangan, kebersihan sungainya juga dijaga, nah pemerintah memberikan reward dengan membuat konser di daerah tersebut. Misalnya mendatangkan Slank, atau musisi lain. Dan yang membiayai konser itu ya pemerintah. Jadi dana APBD untuk kebersihan bisa dialokasikan untuk itu," jelas Conrad.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang juga hadir langsung mengapresiasi gaggasan itu. "Ya, kita memang ada yang namanya bank sampah. Program itu bisa saja dilaksanakan bagi masyarakat yang bisa menjaga kebersihan di lingkungannya," kata Djarot yang disambut tepuk tangan anak-anak komunitas reggae.
Musisi reggae asal Flores itu juga berharap pemerintah Jakarta juga memperhatikan para musisi. Selama ini, lahan untuk musisi berapresiasi dirasa kurang.
"Selama ini hanya olahraga yang diperhatikan, dilihat dengan adanya GOR (Gelangganh Olah Raga) . Tapi musisi nggak punya tempat berapresiasi sendiri. Ada GKJ (Gedung Kesenian Jakarta) tapi fungsinya bukan lebih pada musik. Kalau pun kita mau pakai GOR atau GKJ, birokrasinya yang rumit dan perlu sponsor besar," jelasnya