Sukses

Mouly Surya Masuk Directors' Fortnight di Festival Film Cannes

Film garapan Mouly Surya, Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak, akan diputar di Directors' Fortnight, Festival Film Cannes.

Liputan6.com, Jakarta Dalam suasana Hari Kartini, ada satu kabar gembira dari seorang sineas wanita Indonesia, Mouly Surya. Sutradara What They Don't Talk When They Talk About Love ini, lolos seleksi dalam Quinzaine des Réalisateurs atau Directors’ Fortnight dalam Festival Film Cannes 2017.

Hal ini, ditampilkan secara langsung di situs resmi Directors' Fortnight Festival Film Cannes. Film garapan Mouly, Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak, akan diputar di festival yang berlangsung pada 18-28 Mei mendatang bersama 18 film panjang dari negara lain.

Mouly Surya saat mengarahkan film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (Instagram/moulysurya)

Directors' Fortnight sendiri adalah kegiatan pendamping Festival Film Cannes yang berdiri secara independen. Ajang ini menampilkan film pendek, film panjang, maupun dokumenter dari sineas di seluruh dunia.

Salah satu film yang pernah ditayangkan dalam ajang ini, adalah Whiplash, seperti diwartakan di The Hollywood Reporter, Jumat (21/4/2017).

Sementara itu, Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak yang dibintangi oleh Marsha Timothy ini bercerita tentang seorang janda yang memenggal kepala seorang perampok. Penggalan kepala itu kemudian ia bawa ke kantor polisi. Ide cerita film ini berasal dari sutradara kawakan Garin Nugroho, berdasarkan kisah nyata. Syuting film ini dilakukan di Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Marsha Timothy dalam salah satu adegan film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. (Istimewa)

Yang istimewa, Marlina si Pembunuh mendapat sokongan dari sejumlah perusahaan dan lembaga. Selain yayasan Cinemas du Monde dan Kementerian Komunikasi dan Kebudayaan serta Kementerian Luar Negeri Prancis, belakangan Astro asal Malaysia, Hooq dari Singapura, dan Purin Pictures dari Thailand, juga ikut memberikan dukungannya.

"Kami bangga ikut serta memproduksi film tentang kesedihan, balas dendam, dan pengkhianatan yang ditulis secara indah ini. Menemukan skenario memikat yang dipadu dengan seorang pencerita yang menawan seperti Mouly," tutur CEO Hooq, Peter Bithos, seperti dilansir dari Screen Daily.

Â