Liputan6.com, Jakarta Film-film nasional kini banyak mengangkat budaya-budaya Indonesia. Yang terbaru adalah film yang mengangkat kebudayaan Minangkabau berjudul Surau dan Silek.
Salah satu bintang yang bermain dalam film ini adalah Gilang Dirga yang bermain dalam film produksi Mahakarya Pictures yang akan tayang mulai 27 April mendatang. Surau dan Silek adalah sebuah karya yang sangat kental dengan budaya Minangkabau.
Advertisement
Meski judulnya berkaitan dengan silat film yang disutradarai Arief Malinmudo itu, namun jalan ceritanya mengisahkan drama keluarga. Menurut Gilang Dirga, belajar beladiri jika tak diimbangi dengan iman akan rapuh menjalani hidup.
"Ini bukan film aksi di dalamnya mereka menemukan jati diri. Cerita ini mengingatkan bahwa silat ini kalau nggak dibarengin iman bikin mereka akan semakin galau," ujar Gilang Dirga di acara prescrening Surau dan Silek di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (25/4/2017).
Baca Juga
Film Surau & Silek mencoba untuk mengingatkan tentang budaya yang telah lama ditinggalkan tersebut dari sudut pandang anak-anak SD berusia 11 tahun jaman sekarang serta seorang pensiunan dosen berumur 62 tahun. Selisih usia inilah yang membuat kontradiksi budaya tersebut semakin menarik.
Arief Malinmudo yang asli kelahiran tanah Minangkabau itu ingin mengembalikan budaya nenek moyangnya kepada generasi penerus. Seluruh pemain yang dilibatkan juga keturunan asli Minangkabau. Begitu juga lima anak yang menjadi tokoh central di film 'Surau dan Silek'. Mereka berhasil lolos casting dari sekolah ke sekolah.
"Berangkat dari upaya saya pribadi untuk membaca kembali kearifan lokal. Gimana islam masuk ke Minang dengan rahmatan lil alamin tanpa menghilangkan kebudayaan yang ada seperti surau. Dulu surau ini sebelum masuk merupakan tempat ibadah hindu. Setelah islam masuk surau ditingkatkan jadi tempat belajar agama dan interaksi sosial," beber Arief.
Selain Gilang Dirga, film Surau dan Silek juga dibintangi oleh Dewi Irawan, Komo Ricky, Praz Teguh, Yusril Katil, Dato' A Tamimi, Bintang Khairafi, Muhammad Razi, Bima Jousant, Randu Arini dan F Bary Cheln