Sukses

Tingkah Aneh Chris Cornell di Panggung Sebelum Bunuh Diri

Tingkah Chris Cornell di atas panggung sebelum meninggal terbilang cukup aneh termasuk gaya bernyanyi dan aksinya.

Liputan6.com, Jakarta - Sepeninggal Chris Cornell, terdapat sebuah cerita yang beredar mengenai kondisi sang penyanyi saat manggung bersama Soundgarden pada Rabu (17/5/2017) malam. Konser ini, digelar beberapa jam sebelum ia ditemukan meregang nyawa di kamar hotel MGM Grand Detroit pada Kamis (18/5/2017).

Disampaikan dalam Detroit Free Press, Kamis (18/5/2017), tingkah Chris Cornell di atas panggung sebelum meninggal, terbilang cukup aneh. Penyanyi 52 tahun itu terhuyung-huyung dengan gerakan maju-mundur dan tampak lemah gerakannya.

Saat baru selesai menyanyikan satu atau dua lagu, seolah-olah banyak energi yang telah keluar dari tubuhnya. Konser yang berdurasi hampir mencapai dua jam itu juga terlihat cukup buruk dan Cornell seperti tidak fokus di atas panggung.

Terkadang Cornell melewatkan lirik-liriknya di seluruh bait, membiarkan para penonton menyanyikan bagian-bagian lagu yang tidak dilontarkannya. Meski begitu, dari sekitar 5 ribu penonton, nyaris tak ada yang mengeluh dan seolah mereka semua menyukai penampilannya.

Chris Cornell juga terlihat gelisah, berjalan keluar panggung selama beberapa menit sebelum memainkan "Been Away Too Long". Alhasil, para personel lain mengisi celah tersebut dengan instrumen masing-masing. Ketika kembali ke panggung, Chris melakukan gerakan-gerakan tak biasa dengan tangannya.

Pemain bass Soundgarden, Ben Shepherd, sempat menertawakan tingkah Chris itu, namun sang vokalis mengambil mikrofon dan mengeluh bahwa ia tidak memiliki sebuah gitar cadangan.

Selama menyanyikan lagu tersebut, vokal Chris Cornell sering tertinggal dan tidak selaras dengan musik. Terkadang, ia benar-benar berhenti bernyanyi dan terdiam selama beberapa saat sebelum kembali beraksi dengan para personel lain. Ada kesan bahwa malam itu Chris Cornell tengah kelelahan.

2 dari 2 halaman

Pesan Kematian

Beberapa kali Chris Cornell mengenang singkat tentang lagu-lagu Soundgarden hingga momen ketika bandnya itu mundur dari label rekaman Sub Pop. Menjelaskan lagu "My Wave" yang rilis pada 1994, ia menyampaikan pesan mengenai betapa pentingnya melakukan hal yang ingin kita capai selama dalam prosesnya tidak menyakiti orang lain.

Ia juga sempat memuji kota Detroit dan para penonton di kota itu. Bahkan meminta penonton yang berjauhan saling menyapa. Pada saat itu, Chris yang seolah menganggap Detroit sebagai lokasi konser terbaik, secara spontan berkata, "Saya merasa tidak enak untuk kota berikutnya."

Saat Soundgarden memainkan lagu encore terakhir, "Slaves & Bulldozers", Chris sempat memasukkan refrain lagu "In My Time of Dying" milik Led Zeppelin yang memiliki makna spiritual tentang kematian.

Selama lagu tersebut dimainkan, Chris memutar gitarnya ke belakang, menggantung di atas kepalanya, dan menyeret mikrofon. Ia seolah tengah meluapkan emosi dan pikiran sebebas-bebasnya. Ternyata, tingkah dan aksinya saat menutup panggung malam itu, menjadi penampilan terakhirnya.

Juru bicara kepolisian setempat menyampaikan kepada dua surat kabar Detroit bahwa sang penyanyi ditemukan  tak bernyawa di kamar hotel MGM Grand, Detroit, pada Kamis (18/5/2017) dengan sebuah tali yang menjerat lehernya. "Belum ada informasi tambahan untuk saat ini," tambah petugas kepolisian Wayne County.

Setelah dilakukan otopsi awal pada Kamis sore, Kantor Pemeriksa Medis Wayne County mengeluarkan pernyataan kepada E! News. "Penyebab kematian telah dipastikan yaitu dengan menggantung diri. Laporan otopsi secara menyeluruh masih belum selesai," kata pihak pemeriksa jenazah sang rocker.

Berpulangnya Chris Cornell membuatnya harus meninggalkan seorang istri, Vicky Karayiannis, serta anak-anaknya, yaitu Toni (12), Christopher (11), dan putri dari pernikahan sebelumnya, Lillian (17).